Arus modal asing yang masuk terbatas, Indonesia catat defisit kembar



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) kuartal pertama tahun 2018 terpapar terbatasnya dana asing yang masuk ke pasar keuangan Indonesia. Hal ini, membuat surplus transaksi modal dan finansial berkurang dan tak mampu membiayai transaksi berjalan yang mencatat defisit atau current account deficit (CAD).

Gubernur BI Agus Martowardojo menyatakan, NPI kuartal-I 2018 mencatat defisit sebesar US$ 3,8 miliar. Defisit ini baru terjadi lagi setelah terakhir mengalami defisit pada kuartal pertama 2016 lalu yang sebesar US$ 287 juta.

"(Defisit NPI) ini dalam banyak hal karena ada tekanan di finansial kita," kata Agus dalam konferensi pers di Gedung Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak Kementerian Keuangan (Kemkeu), Jumat (11/5).


BI mencatat, surplus transaksi modal dan finansial pada kuartal-I 2018 tercatat US$ 1,9 miliar, lebih rendah dari kuartal sebelumnya dan kuartal yang sama tahun 2017. Penyebab utamanya, karena terbatasnya aliran dana asing masuk akibat ketidakpasitan di pasar keuangan global.

Penurunan surplus juga dipengaruhi oleh komponen investasi lainnya yang tercatat defisit, terutama dipengaruhi naiknya penempatan simpanan sektor swasta pada bank di luar negeri. Sementara dari sisi investasi langsung, masih tercatat tinggi.

BI juga mencatat, defisit transaksi berjalan kuartal-I 2018 sebesar US$ 5,5 miliar atau 2,1% dari Produk Domestik Bruto (PDB), lebih rendah dari kuartal sebelumnya yang sebesar US$ 6 miliar atau 2,3% dari PDB. Penurunan itu dipengaruhi oleh penurunan defisit neraca jasa dan peningkatan surplus neraca pendapatan sekunder.

Sedangkan, surplus neraca perdagangan nonmigas menurun terutama dipengaruhi penurunan ekspor nonmigas. Impor nonmigas juga menurun meski lebih terbatas, dengan impor barang modal dan bahan baku masih berada pada level yang tinggi sejalan dengan kegiatan produksi dan investasi yang terus meningkat.

Meski begitu, "Kami lihat ke depan NPI tetap baik sehingga bisa menopang ketahanan eksternal Indonesia," tambah Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto