Arus Mudik Hambat Distribusi AMDK



JAKARTA. Larangan truk pengangkut logistik termasuk Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) untuk melintas di jalur mudik selama H-5 lebaran hingga H+1 lebaran membuat distribusi AMDK bakal terhambat dan akan berimbas pada kelangkaan pasokan.

Direktur Utama Akasha Wira International Tbk (ADES) Martin Jimi bilang, hambatan distribusi AMDK berdampak besar bagi pasar. Sebab, "Pasokan kami ke konsumen menjadi terbatas," ujarnya kepada KONTAN

Martin bilang sejak tiga pekan lalu, perusahaan mulai menambah stok AMDK di berbagai daerah untuk mengantisipasi kelangkaan. Khusus untuk wilayah Jabodetabek, Martin bilang, pihaknya telah menyiapkan strategi agar tak terjadi kelangkaan produk terutama untuk AMDK jenis kemasan galon.


Salah satunya dengan mengoperasikan delapan unit truk pengangkut AMDK kemasan galon ke kompleks perumahan dan apartemen di sekitar wilayah ini setiap hari.

Tapi upaya menambah stok ini tak bisa maksimal karena peningkatan beban biaya distribusi akibat kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Martin bilang, biaya transportasi untuk distribusi produk dari Jawa Barat ke Surabaya memiliki porsi 7% dari total biaya produk. Padahal, rata-rata penyedia jasa logistik dan transportasi menaikkan tarif layanan hingga 30% akibat kenaikan harga BBM.

Alhasil, biaya produksi membengkak. Namun Martin tak merinci besaran peningkatan beban biaya logistik ini. Namun, perusahaan berkode emiten ADES ini belum menaikkan harga jual produknya. "Karena momentumnya bertepatan dengan puasa dan lebaran," kata Martin.

Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan Indonesia (Aspadin) Hendro Baroeno meminta pemerintah mengizinkan truk pengangkut AMDK melintas saat puncak arus mudik. Pasalnya, terhambatnya distribusi akan memicu kelangkaan AMDK setelah lebaran.

Hendro bilang, produsen AMDK mengantisipasi lonjakan permintaan dengan menambah pasokan AMDK ke pasar. "Beberapa produsen sudah menambah operasional produksi dari satu shift menjadi tiga shift," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi