Arus peti kemas Pelabuhan Tanjung Priok capai 2,12 juta TEUs pada Januari-April 2020



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pelabuhan Indonesia II atau IPC mengklaim arus peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok masih stabil, walaupun selama periode Januari-April 2020 mengalami penurunan.

Direktur Utama Pelabuhan Indonesia II Arif Suhartono mengatakan, pada Januari hingga April 2020, arus peti kemas (throughput) di Pelabuhan Tanjung Priok mencapai 2,12 juta TEUs. 

“Tren trafik peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok relatif stabil dimana dampak dari pandemi Covid-19 terhadap arus barang relatif rendah, berkisar 4%-5%,” jelas Arif dalam siaran resmi yang diterima Kontan.co.id, Senin (18/5).


Baca Juga: IPC bagikan paket sembako untuk masyarakat di sekitar Pelabuhan Tanjung Priok

Lebih lanjut Arif bilang, turunnya arus peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok pada periode Januari-April 2020 menunjukkan bahwa aktivitas ekspor dan impor Indonesia dengan beberapa negara mitra dagang utama seperti China, Jepang dan Amerika Serikat (AS) masih mengalami perlambatan.

Menurut dia, saat ini, China masih menjadi kontributor utama arus peti kemas internasional di Pelabuhan Tanjung Priok, disusul negara lain seperti AS dan Jepang.

“Dampak wabah virus corona menjadi tantangan dalam pemulihan perekonomian nasional, dan juga global. IPC siap menjaga kelancaran arus ekspor impor nasional,” tambah dia. 

Arif menjelaskan, hingga 15 Mei 2020, aktivitas logistik angkutan laut setelah penerapan Surat Edaran No. 08 Tahun 2020 untuk jumlah kapal bongkar muat yang masuk ke pelabuhan adalah sebanyak 1.313 kapal sementara jumlah bongkar muat sebanyak 2.865.313 ton.

"Laju logistik kapal di Pelabuhan Tanjung Priok selama pandemi Covid-19 secara umum cenderung baik, bahkan sempat mengalami kenaikan pengiriman peti kemas sebanyak 170.000 TEUs pada April 2020," katanya.

Baca Juga: Ada wabah corona, arus peti kemas di Pelindo II turun selama kuartal I 2020

Selain itu, sejak kuartal pertama 2020, IPC telah merespons pandemi virus corona dengan melakukan penerapan prosedur kesiapsiagaan dan pencegahan di seluruh lini operasional. Hal ini sebagai upaya dan komitmen IPC dalam menjaga kelancaran logistik nasional.

“Kami terus menjaga agar operasional dan pelayanan jasa kepelabuhanan dapat tersedia dengan baik dan efektif di seluruh Terminal, sehingga setiap kapal dapat terlayani sesuai dengan jadwal kedatangannya tanpa terganggu adanya pembatasan aktivitas masyarakat secara umum," ujarnya.

Arif berharap, pandemi virus corona ini segera berlalu sehingga aktivitas ekspor dan impor bisa kembali normal, terutama aktivitas dengan mitra dagang utama Indonesia.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik menyebutkan bahwa kinerja ekspor Indonesia pada bulan April 2020 hanya US$ 12,19 miliar atau turun 7,02% dibanding ekspor pada periode yang sama tahun lalu. Sedangkan nilai impor Indonesia April 2020 sebesar US$ 12,54 miliar, atau turun 18,58%dibandingkan dengan April 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari