Arus peti kemas Tanjung Perak hanya tumbuh 0,5%



JAKARTA. Sepanjang tahun 2015 kemarin, PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III hanya mampu mencatatkan pertumbuhan arus peti kemas di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya pada angka 0,5%. Arus peti kemas hanya meningkat dari 3,1 juta TEUs menjadi 12 juta TEUs. Hal ini disebabkan karena lesunya perekonomian di luar negeri. “Problem ekonomi luar negeri memperlambat demand untuk volume peti kemas, sehingga menyebabkan terjadinya pertumbuhan yang kecil tahun ini,” ujar Edi Priyanto, Kepala Humas PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III dalam keterangan tertulisnya, Rabu (6/1). Menurutnya kondisi tersebut cukup terlihat di Eropa, Afrika dan Amerika Utara. Negara-negara yang mengalami kelesuan pertumbuhan ekonomi menyebabkan penurunan pengangkutan peti kemas. Mau tak mau, akhirnya sepanjang tahun lalu arus peti kemas di Tanjung Perak pun akhirnya menurun. Namun beruntung, meski menurun arus peti kemas domestik masih mendominasi sekitar 59%. Peningkatan arus peti kemas domestik salah satunya disebabkan adanya peningkatan jumlah rute pelayaran. Beberapa perusahaan pelayaran yang banyak yang membuka rute baru di wilayah timur Indonesia. “Kami juga melakukan strategi relokasi peralatan yakni dengan perpindahan peralatan antar pelabuhan yang membutuhkan,” imbuhnya. Relokasi tersebut dilakukan baik di pulau Jawa dan pulau Kalimantan. Satu unit STS Crane dari Terminal Nilam, Pelabuhan Tanjung Perak telah direlokasi ke Pelabuhan Tenau Kupang, NTT. Serta di Pulau Kalimantan, ada dua STS Crane dari Pelabuhan Banjarmasin direlokasi ke Pelabuhan Bagendang, Sampit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Hendra Gunawan