JAKARTA. Sebagai investor konservatif, Arviyan Arifin, Direktur Utama PT Bank Muamalat Indonesia, cenderung hati-hati dalam memutar dana. Dalam berinvestasi, ia tak agresif dan ogah bermanuver. Pria lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) ini memilih menghindari penempatan investasi yang berisiko tinggi, seperti di pasar saham. Bagi Arviyan, tujuan berinvestasi adalah untuk memperoleh pendapatan tetap. Jadi, investasi merupakan sesuatu yang bisa memberi nilai tambah dan dapat dinikmati di kemudian hari. Maka itu, ia merasa bahwa investasi jangka panjang merupakan pilihan terbaik. Porsi terbesar investasi Arviyan adalah di properti bisnis. Bankir ini membeli bangunan yang tidak untuk digunakan sendiri, tapi disewakan atau untuk keperluan bisnis agar bisa menghasilkan pendapatan. Saat ini, ia memiliki sekitar lima minimarket yang tersebar di beberapa daerah seperti Purwakarta, Karawang, Bekasi, dan dua unit di Serpong. Investasi ini telah, Arviyan jalankan sejak lima tahun lalu.
Arviyan Arifin: Memilih jadi investor konservatif
JAKARTA. Sebagai investor konservatif, Arviyan Arifin, Direktur Utama PT Bank Muamalat Indonesia, cenderung hati-hati dalam memutar dana. Dalam berinvestasi, ia tak agresif dan ogah bermanuver. Pria lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) ini memilih menghindari penempatan investasi yang berisiko tinggi, seperti di pasar saham. Bagi Arviyan, tujuan berinvestasi adalah untuk memperoleh pendapatan tetap. Jadi, investasi merupakan sesuatu yang bisa memberi nilai tambah dan dapat dinikmati di kemudian hari. Maka itu, ia merasa bahwa investasi jangka panjang merupakan pilihan terbaik. Porsi terbesar investasi Arviyan adalah di properti bisnis. Bankir ini membeli bangunan yang tidak untuk digunakan sendiri, tapi disewakan atau untuk keperluan bisnis agar bisa menghasilkan pendapatan. Saat ini, ia memiliki sekitar lima minimarket yang tersebar di beberapa daerah seperti Purwakarta, Karawang, Bekasi, dan dua unit di Serpong. Investasi ini telah, Arviyan jalankan sejak lima tahun lalu.