KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen keramik, PT Arwana Citramulia Tbk (
ARNA) masih berupaya untuk mencapai laba bersih Rp 610 miliar hingga akhir tahun nanti. Manajemen Arwana Citramulia menuturkan bahwa pihaknya masih berpegang teguh dengan target bisnis yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal itu seiring juga dengan kinerja positif perusahaan selama sembilan bulan pertama 2022, di mana angka laba bersih telah mencapai Rp 458,36 miliar. "Kami masih berusaha untuk mencapai target kerja 2022, kalaupun ada deviasi paling hanya sekitar 2%. Sehingga kami merasa belum perlu merubah target kerja 2022," ujar
Chief Financial Officer PT Arwana Citramulia Tbk Rudy Sujanto, kepada Kontan.co.id, Selasa (18/10).
Laba bersih perseroan hingga kuartal III-2022 memang terpantau tumbuh signifikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca Juga: Laba Arwana Citramulia (ARNA) Melesat 31% pada Kuartal III 2022 Mengutip laporan keuangan perusahaan, Arwana Citramulia tercatat membukukan pertumbuhan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih sebesar 31,92% menjadi Rp 458,36 miliar per 30 September 2022. Menurut Rudy, pertumbuhan laba bersih tersebut didorong oleh margin laba bersih yang juga mengalami peningkatan, dari semula 18,4% di tahun 2021 menjadi 22,9% pada tahun 2022. Pertumbuhan laba bersih diiringi dengan peningkatan penjualan ARNA selama periode sembilan bulan 2022. ARNA tercatat mampu membukukan pertumbuhan penjualan sebesar 6,23% menjadi Rp 2 triliun, dari semula Rp 1,88 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Sejumlah strategi pun telah dijalankan oleh ARNA sehingga perusahaan tetap mampu bertumbuh lebih baik di tengah kondisi ketidakpastian ekonomi yang terjadi belakangan ini. Salah satu strategi tersebut meliputi upaya ARNA untuk menyesuaikan pemasaran dengan
market preference. Rudy menuturkan, pihaknya melakukan
switching produk ke ukuran yang lebih besar guna mempertahankan
market sales, sekaligus dapat meningkatkan harga jual rata-rata (AsP) yang tercatat naik 3% di tahun 2022 ini. Di samping itu, ARNA juga disebut Rudy melakukan inovasi formula glazur serta perbaikan
supply chain. Strategi ini dinilai turut mendorong penurunan
Cost of goods sold (COGS) ARNA sekitar 5%, padahal Indonesia sedang dihadapkan dengan pelemahan rupiah serta kenaikan harga barang, terutama bahan baku glazur. "Penurunan COGS ini dimungkinkan dengan adanya inovasi formula Glazur,
supply chain yg lebih baik dan penurunan pemakaian gas per m2 produk, juga tingkat utilisasi yang lebih baik," sebut Rudy.
Tak berhenti sampai di situ, perusahaan juga mampu memangkas beban usaha per unit sekitar 4% selama periode Januari-September 2022. Capaian ini tentunya tak lepas dari strategi perusahaan dalam menyesuaikan pemasaran dengan dinamika pasar.
Mengutip catatan KONTAN, Pada tahun ini, ARNA juga akan mulai membangun
line produksi baru, yakni Plant 5C (P5C) di Mojokerto, Jawa Timur. P5C akan memproduksi glazed porcelain yang targetkan akan beroperasi pada awal tahun 2023. Untuk merealisasikannya, Arwana Citramulia menyiapkan dana belanja modal atau
capital expenditure (Capex) sebesar Rp 300 miliar. Yang mana, serapannya telah mencapai 65% hingga kuartal ketiga tahun ini. Ketika ditanya soal rencana kerja di tahun depan, Rudy bilang bahwa pihaknya akan menyampaikan hal tersebut pada RUPST yang akan dilakukan pada Maret 2023. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .