Arwana Citramulia (ARNA) proyeksikan pendapatan Rp 2,1 triliun tahun 2019



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen keramik, PT Arwana Citramulia Tbk (ARNA) optimis dengan bisnis keramik di tahun 2019 ini. Meski demikian, perseroan tetap hati-hati menargetkan perolehan bisnisnya sekarang.

Edy Suyanto, Direktur ARNA, memproyeksikan pertumbuhan sales kurang lebih 8%-9% di 2019 ini. "Bertumbuh kurang lebih ke angka (penjualan) Rp 2,1 triliun," katanya kepada Kontan.co.id, Senin (11/2).

Mengintip laporan keuangan perseroan di 2018 yang lalu perolehan revenue tercatat Rp 1,97 triliun atau naik sekitar 14% dibandingkan tahun 2017 sebelumnya yang hanya Rp 1,73 triliun. Manajemen menyebutkan bahwa kinerja operasional Perseroan di tahun 2018 terealisasi lebih baik dari target strategis yang dicanangkan.


Target nilai penjualan bersih yang ditetapkan pada awal tahun 2018 sebenarnya sebesar Rp 1,88 triliun. Sementara laba bersih juga terkerek di 2018 kemarin juga naik sekitar 30% year on year (yoy) menjadi Rp 156 miliar.

Edy Suyanto mengatakan penjualan di 2018 naik tak terlepas dari kenaikan sales volume keramik yang diperoleh perseroan. Oleh karena itu perseroan bakal menggenjot lagi kapasitas produksinya di tahun ini.

Sepanjang tahun 2018, perseroan tercatat mampu menjual 56,35 juta meter persegi ubin keramik, meningkat 8,83% dibandingkan dengan capaian di tahun 2017. Sebaran penjualan meliputi seluruh wilayah pemasaran di Indonesia, serta ekspor ke beberapa negara seperti Malaysia, Pakistan, Mauritius dan lain-lain.

Pulau Jawa masih menjadi area penjualan terbesar, yakni 59,30% dengan nilai penjualan Rp1,16 triliun. Dalam hal produksi, total volume produksi Perseroan di 2018 sebanyak 55,74 juta meter persegi naik signifikan dibandingkan dengan 51,43 juta meter persegi di tahun sebelumnya.

Secara umum, volume penjualan tersebut naik lebih besar 1,66 juta meter persegi dari target di awal 2018 yang ditetapkan sebesar 54,69 juta meter persegi. Adapun kapasitas terpasang Perseroan mampu dimanfaatkan dengan optimal di mana tingkat utilisasi mencapai 97% dari kapasitas produksi terpasang sebesar 57,37 juta meter persegi per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .