AS akan aktifkan lagi Armada Kedua untuk tangkal Rusia dan China



KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) sedang membangun kembali Armada Kedua, yang bertanggung jawab atas Samudra Atlantik utara, hampir tujuh tahun setelah dibubarkan.

Mengutip Reuters, Sabtu (5/5), Kepala Operasi Angkatan Laut AS Laksamana John Richardson mengatakan strategi pertahanan nasional AS memperjelas bahwa AS kembali di era persaingan kekuatan besar karena lingkungan keamanan menjadi lebih menantang dan kompleks.

"Armada Kedua akan menjalankan otoritas operasional dan administratif atas kapal yang ditugaskan, pesawat dan pasukan pendaratan di Pantai Timur dan Samudra Atlantik utara," kata Richardson, dilansir dari Reuters.


Perintah yang akan berbasis di Norfolk, Virginia, pada awalnya akan memiliki 15 personel dan pada akhirnya akan tumbuh menjadi lebih dari 200 orang, kata para pejabat. Sejumlah keputusan, seperti siapa yang akan memimpin Armada Kedua dan aset apa yang akan dimasukkan, belum dibuat. Pada tahun 2011 silam, armada dibubarkan karena alasan penghematan biaya dan struktur organisasi.

Sejak itu, bagaimanapun, Rusia menjadi lebih tegas, meregangkan otot militernya dalam konflik seperti di Ukraina dan Suriah, dan ketegangan antara Moskow dan Washington meningkat.

Awal tahun ini, militer AS mengatakan dalam strategi pertahanan nasional baru yang melawan Rusia, bersama dengan China, akan menjadi prioritas, tanda terbaru dari prioritas yang berubah setelah lebih dari satu setengah dekade berfokus pada perang di Timur Tengah.

Dalam menyajikan strategi baru, yang akan menetapkan prioritas untuk Pentagon selama bertahun-tahun yang akan datang, Menteri Pertahanan Jim Mattis menyebut China dan Rusia sebagai “kekuatan revisionis” yang “berusaha menciptakan dunia yang konsisten dengan model otoriter mereka".

Rusia telah meningkatkan patroli angkatan lautnya di Laut Baltik, Atlantik Utara, dan Arctic, kata pejabat NATO, meskipun ukuran angkatan lautnya lebih kecil daripada saat era Perang Dingin.

Sejak menjabat tahun lalu, Presiden Donald Trump telah berusaha membangun hubungan yang lebih kuat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Tetapi hubungan memburuk atas tuduhan campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden AS 2016, dugaan Rusia meracuni mantan agen ganda di Inggris dan dukungan Putin ke pemerintah Presiden Suriah Bashar al-Assad di Suriah.

Pentagon juga mengumumkan pada hari Jumat (4/5) bahwa mereka menawarkan untuk menjadi tuan rumah sebuah Komando Pasukan Gabungan NATO yang diusulkan di fasilitas angkatan lautnya di Norfolk. Itu adalah salah satu dari dua komando NATO baru yang diusulkan untuk menghalangi Rusia yang ditawarkan AS dan Jerman sebagai tuan rumah.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie