AS akan sita aset 1MDB senilai US$ 540 juta



JAKARTA. Amerika Serikat (AS) telah menyoroti pergerakan korupsi di lembaga investasi 1Malaysia Development Berhad (1MDB) sejak tahun 2009. Kali ini, Departemen Kehakiman AS berusaha untuk mendapatkan aset dari 1MDB senilai US$ 540 juta. Aset sitaan 1MDB termasuk karya seni, perhiasan, dan hak film. Departemen Kehakiman AS membidik beberapa jenis aset 1MDB yang akan disita. Misalnya, kondominium Park Avenue, perhiasan berlian, saham operator klub kebugaran Fly Wheel Sports Inc, sebuah lukisan karya Pablo Picasso berjudul Nature Morte au Crane de Taureau dan hak untuk film Dumb and Dumber To. Tak sampai di situ, pemerintah negeri Paman Sam juga ingin merebut kapal pesiar mewah bernama Equanimity yang bernilai lebih dari US$ 260 juta. Kapal mewah Ini mampu menampung 26 tamu dan 33 anggota awak yang memiliki fasilitas helipad, gym dan bioskop.

Selain itu, AS juga akan menyita saham di Viceroy Hotel Group senilai US$ 31 juta. Bahkan Departemen Kehakiman AS mengincar untuk penyitaan dana di 1MDB hingga US$ 1,8 miliar. Pasalnya, pemerintah Malaysia telah menyalahgunakan dana 1MDB sebesar US$ 4,5 miliar sejak tahun 2009-tahun 2015. Pejabat tinggi di negeri jiran telah menikmati dana-dana tersebut untuk kepentingan pribadi. Penyelidikan pemerintah AS merupakan bagian dari upaya pelacakan penyalahgunaan dana oleh 1MDB senilai US$ 6 miliar di seluruh dunia. Dana tersebut untuk membayar properti mewah, karya seni, pesta mewah, dan lainnya.

AS juga mengindentifikasi penempatan dana 1MDB di bank Swiss, Singapura, Hong Kong dan Luksemburg. Perdana Menteri Malaysia Najib Razak yang juga merupakan Ketua Dewan Penasihat 1MDB terus membantah telah melakukan penyalahgunaan dana di 1MDB untuk kepentingan pribadi. Pemerintah Malaysia dan Jaksa Agung Malaysia geram dengan tindakan AS yang semena-mena akan menyita aset 1MDB. Pebisnis Malaysia Low Taek Jho alias Jho Low mengatakan tindakan penyitaan aset oleh AS tersebut adalah upaya tidak pantas pemerintah AS untuk merebut aset 1MDB. Karena pemerintah AS tidak memperoleh bukti bahwa pejabat tinggi di Malaysia telah menyalahgunakan dana di lembaga investasi Malaysia tersebut. Pemerintah negeri jiran pun angkat bicara terkait penyelidikan AS terhadap 1MDB. "Pemerintah Malaysia akan sepenuhnya bekerja sama dengan penyelidikan ini sesuai dengan protokol internasional," kata Tengku Sariffuddin, Sekretaris Pers Perdana Menteri Malaysia seperti yang dilansir Bloomberg, Jumat (15/6).


Editor: Hendra Gunawan