KONTAN.CO.ID - TOKYO. Pasukan Luar Angkasa AS kini mulai mempertimbangkan pembuatan unit baru yang beroperasi di sekutu utamanya, Jepang. Langkah ini diambil karena AS yakin China mulai meningkatkan kemampuannya di sektor tersebut.

Rencana ini disampaikan langsung oleh Jenderal Chance Saltzman, kepala Pasukan Luar Angkasa AS, yang sedang berada di Tokyo. Saltzman menegaskan bahwa semua hal terkait unit luar angkasa AS di Jepang masih dalam tahap perencanaan.

Saltzman berada di Tokyo untuk bertemu dengan Menteri Pertahanan Jepang, Minoru Kihara, pada hari Senin (25/9). Keduanya sepakat untuk lebih meningkatkan kolaborasi bilateral di bidang luar angkasa.

Baca Juga: Cita-Cita Taiwan Miliki Dua Kapal Selam Baru Hingga Tahun 2027

"Kami masih dalam tahap perencanaan untuk mencari tahu apa yang akan dilakukan oleh kantor pusat tersebut," kata Saltzman, dikutip Kyodo.

Saltzman tidak menjelaskan secara spesifik tentang lokasi komponen yang dapat diintegrasikan ke dalam pasukan militer AS di Jepang. Namun, ia menyebutkan kandidat yang mungkin termasuk Pangkalan Udara Yokota di barat Tokyo.

"Kami belum punya batas waktu pendiriannya. Namun begitu kita memiliki perencanaannya, kita akan dapat mengetahui dengan lebih baik kapan rencana tersebut akan dilaksanakan," imbuh Saltzman.

Baca Juga: Gubernur Okinawa Mengaku Terganggu dengan Kehadiran Pangkalan Militer AS

Angkatan Luar Angkasa AS baru dibentuk pada bulan Desember 2019. Angkatan baru ini sepertinya akan mulai memperluas kehadirannya di Asia.

Bulan November tahun lalu, angkatan ini membentuk unit dalam Komando Indo-Pasifik AS yang berbasis di Hawaii, diikuti dengan pembentukan unit bawahan di Korea Selatan pada bulan Desember.

Pemerintah AS meningkatkan kerja sama dengan Jepang dan sekutu lainnya di bidang luar angkasa, di mana persaingan dengan negara-negara seperti China dan Rusia semakin meningkat.

"Kami akan bekerja sama dengan Jepang dan negara-negara lain yang memiliki visi yang sama dan berkomitmen untuk menetapkan norma-norma untuk mencegah konflik dan demi menjaga keselamatan, keamanan, stabilitas, dan keberlanjutan domain luar angkasa," pungkas Saltzman.