KONTAN.CO.ID - Amerika Serikat meminta secara khusus kepada Israel agar mengizinkan umat Islam Palestina untuk beribadah di Masjid Al-Aqsa selama bulan Ramadan dimulai Maret nanti. Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, pada hari Rabu (28/2), mendesak Israel untuk memfasilitasi akses ke Temple Mount bagi jamaah yang beribadah secara damai selama Ramadan. Temple Mount merupakan istilah Yahudi untuk situs tersebut, yang bagi agama Yahudi juga dianggap situs suci.
"Hal ini bukan hanya sekadar memberikan kebebasan beragama kepada masyarakat yang layak mereka dapatkan dan merupakan hak mereka, namun hal ini juga merupakan hal yang secara langsung penting bagi keamanan Israel," kata Miller, dikutip
CNA. Israel dilaporkan telah mengkaji banyak cara agar umat Islam Palestina bisa melaksanakan ibadah di Yerusalem selama Ramadan, yang tahun ini dimulai antara tanggal 10 atau 11 Maret.
Baca Juga: Amerika Serikat Kembali Gunakan Hak Veto untuk Gagalkan Gencatan Senjata di Gaza Ramadan tahun ini akan sangat sulit bagi penduduk Palestina, terutama mereka yang terusir dari Gaza sejak perang pecah para 7 Oktober 2023. Hamas, yang mengendalikan wilayah itu, telah menyerukan gerakan massal di Al-Aqsa untuk awal Ramadan. Pesan itu disampaikan langsung oleh pemimpinnya, Ismail Haniyeh. "Kami menyerukan kepada masyarakat kami di Yerusalem, Tepi Barat dan wilayah lain yang diduduki Israel untuk melakukan perjalanan ke Al-Aqsa sejak hari pertama bulan Ramadan yang penuh berkah, baik secara berkelompok atau sendirian, untuk berdoa di sana guna mematahkan pengepungan terhadapnya," kata Haniyeh dalam sebuah pernyataan di televisi hari Rabu.
Baca Juga: Israel Ancam Tak Akan Hentikan Perang Saat Bulan Ramadan Israel Melarang Warga Palestina Masuk ke Yerusalem
Pekan lalu, Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben Gvir mengatakan, warga Palestina di Tepi Barat tidak boleh masuk ke Yerusalem untuk beribadah selama Ramadan.
"Kita tidak bisa mengambil risiko. Kita tidak bisa membiarkan sandera perempuan dan anak-anak di Gaza, lalu membiarkan Hamas melakukan perayataan di Temple Mount," kata Gvir. Gvir merupakan tokoh yang memimpin partai sayap kanan Israel,
Jewish National Front, untuk terus menganjurkan kontrol penuh Israel atas kompleks suci tersebut. AS terus mendesak agar gencatan senjata di Gaza bisa dicapai sebelum Ramadan. Di sisi lain, Israel berencana akan meneruskan serangan ke Rafah jika seluruh sandera belum dibebaskan Hamas sebelum Ramadan. Serangan militer Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 29.954 orang, dengan sebagian besar di antaranya adalah perempuan dan anak-anak. Jumlahnya dipastikan akan terus bertambah jika serangan berlanjut selama bulan Ramadan nanti.