AS Berjanji Akan Membantu Israel Menghadapi Serangan Iran



KONTAN.CO.ID - Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, telah memerintahkan militer AS untuk membantu pertahanan Israel menghalau serangan Iran. 

Perintah Biden itu disampaikan oleh pihak Gedung Putih pada hari Selasa (1/10). Penasihat Keamanan Gedung Putih, Jake Sullivan, mengatakan bahwa saat ini AS terus berkoordinasi erat dengan Israel yang merupakan mitra dekatnya.

Sullivan menambahkan, kapal perusak milik Angkatan Laut Israel telah bergabung dengan unit pertahanan udara Israel dalam menembakkan pencegat untuk menembak jatuh rudal yang masuk.


"Singkatnya, serangan ini tampaknya telah dikalahkan dan tidak efektif. Hal ini terutama disebabkan oleh profesionalisme militer Israel. Sebagian besar juga karena kerja keras militer AS," kata Sullivan, dikutip Al Jazeera.

Baca Juga: Maskapai Global Bergegas Alihkan Penerbangan Setelah Serangan Rudal Iran

Terkait kemungkinan terlibatnya AS dalam serangan balasan Israel ke Iran, Sullivan mengatakan pihaknya masih terus berdiskusi dan berkonsultasi secara cermat dengan para pejabat Israel.

"Kami bangga dengan tindakan yang telah kami ambil bersama Israel untuk melindungi dan membela Israel," pungkasnya.

AS menjadi pendukung utama Israel dan telah memberikan sedikitnya US$ 3,8 miliar bantuan militer setiap tahun. Biden juga menyetujui pemberian bantuan tambahan sebesar US$ 14 miliar sejak Israel menyerang Gaza pada Oktober 2023.

Baca Juga: Indonesia Minta PBB Turun Tangan Atasi Memanasnya Konflik di Timur Tengah

Serangan Iran ke Israel

Korps Garda Revolusi Islam Iran mengatakan, pihaknya menembakkan rudal ke Israel sebagai balasan atas pembunuhan warga di Gaza dan Lebanon.

Tidak hanya itu, Iran juga membalas pembunuhan terhadap para pemimpin Hamas, Hizbullah, dan Garda Revolusi Islam Iran.

Serangan tersebut terjadi beberapa jam setelah tentara Israel mengatakan telah melancarkan serangan darat ke Lebanon selatan. Pihak Hizbullah membantah bahwa pasukan Israel telah memasuki wilayah Lebanon.

Serangan Israel di pinggiran selatan Beirut dan wilayah lainnya telah menewaskan dan melukai ribuan orang selama beberapa minggu terakhir.