AS berniat membuat mata uang Iran tak laku



NEW YORK. Amerika Serikat (AS) menerapkan kebijakan tarik ulur pada musuh bebuyutannya, Iran. Setelah membolehkan produk Apple beredar untuk memunculkan opini publik, AS memperketat transaksi yang menggunakan rial, mata uang Iran.

Sanksi itu bertujuan untuk menekan Teheran agar menghentikan program nuklir. Paman Sam juga mengancam siapa pun yang memfasilitasi transaksi dalam jumlah signifikan dengan mata uang rial atau memiliki uang rial dalam jumlah besar di luar Iran.

Seorang pejabat AS mengatakan langkah itu akan memaksa banyak institusi menolak penggunaan rial dan akan memperlemah mata uang tersebut.


Ini adalah pertama kalinya sanksi AS langsung menyasar mata uang Iran.

"Sanksi ini berpotensi melemahkan mata uang Iran menjadi lebih lemah lagi," kata pejabat AS itu.

"Gagasannya adalah menjadikan rial tidak berlaku di luar Iran,” lanjutnya.

Mata uang Iran mengalami penurunan drastis atas dolar AS dalam dua tahun terakhir, akibat sanksi terhadap sejumlah sektor kunci Teheran.

Ini adalah sanksi kesembilan yang dijatuhkan pemerintahan Presiden Barack Obama atas Iran. Sanksi paling akhir menghantam sektor otomotif Iran, salah satu kontributor kunci ekonomi negara itu.

AS juga melarang penjualan atau pengiriman barang dan jasa untuk digunakan dalam industri otomotif Iran.

Editor: