Penembakan Massal - WASHINGTON. Amerika Serikat telah mencatat lebih dari 400 kasus penembakan massal hingga bulan Juli 2023. Jika angkanya terus bertambah, 2023 akan jadi tahun paling mematikan bagi AS dalam kaitannya dengan penembakan massal. Mengutip Forbes, lembaga Gun Violence Archive (GVA) mencatat ada 402 penembakan massal di AS sejak awal tahun 2023. GVA melaporkan setidaknya ada empat orang yang tewas atau terluka di setiap insiden. Kasus penembakan massal terbaru terjadi pada hari Sabtu (22/7) di Houston. Pelaku yang merupakan seorang pria bersenjata melukai lima orang di dalam sebuah bar. Di lokasi terpisah, terjadi penembakan di lokasi balapan mobil ilegal di Seattle dan menyebabkan empat orang terluka, termasuk seorang yang terluka parah.
Baca Juga: DPR AS Selidiki Kongsi Ford dengan Produsen Baterai China, CATL Berdasarkan catatan itu, GVA memastikan bahwa jumlahnya telah melampaui catatan untuk periode yang sama pada tahun 2022, yaitu 359 orang tewas dalam 365 penembakan massal hingga 23 Juli. Di periode yang sama tahun ini, 453 orang telah terbunuh akibat aksi penembakan massal. Di luar kasus penembakan massal, sekitar 161 anak di bawah usia 12 tahun menjadi korban tewas, dengan hampir 400 lainnya terluka. Sekitar 855 remaja lain dengan usia 13 hingga 17 tahun juga tewas akibat penembakan sepanjang tahun 2023, dengan 2.334 lainnya mengalami luka-luka. Baca Juga: Biden Tunjuk Direktur CIA William Burns Jadi Anggota Kabinetnya