AS catat penjualan mobil Juni terbaik sejak 2007



NEW YORK. Penjualan mobil di Amerika Serikat (AS) di bulan Juni melesat naik akibat harga bensin turun serta adanya beragam insentif yang ditawarkan pemerintah AS. Penjualan mobil mendekati penjualan terbaik yang pernah terjadi di tahun 2007 lalu.

Penjualan mobil bulan Juni tersebut naik 22% ketimbang waktu yang sama tahun 2011 lalu. Hasil penjualan mobil ini meredakan kekhawatiran akan melemahnya ekonomi di AS setelah krisis menerpa akibat krisis utang di kawasan euro. Autodata Corp merilis, penjualan mobil tahunan sampai bulan Juni mencapai 14,1 juta kendaraan, lebih tinggi dari perkiraan analis sebesar 13,9 juta. Sementara itu, penjualan mobil sebelum adanya krisis tercatat sebanyak 16,1 juta, yang terjadi di tahun 2007.

Pada tahun 2008 jumlah penjualan mobil turun menjadi 13,2 juta tahun dan mengalami titik terendah tahun 2009 dengan jumlah penjualan 10,4 juta, terendah sejak 27 tahun. Namun, tahun lalu penjualan mobil AS mencapai 12,8 juta.Kenaikan penjualan mobil itu mendongkrak saham General Motors Co (GM) hingga 6% pada Selasa (3/7) lalu. Produsen mobil nomor wahid di AS mencatat kenaikan penjualan Juni sebesar 16%. Juni merupakan bulan penjualan terbaik bagi GM sejak September 2008.


Sementara itu, penjualan oleh Ford Motor Co, terbesar kedua di AS melaporkan kenaikan penjualan sebesar 7% dan sahamnya naik 3%. Sementara itu, Toyota Motor Corp mencatat kenaikan penjualan sebesar 60% menjadi 177.795 unit, masih lebih rendah dari perkiraan analis.

Kenaikan signifikan pada penjualan Toyota karena adanya rebound setelah basis produksi Toyota di Jepang kemabli pulih pasca tsunami di Jepang.Sementara itu, penjualan produsen nomor 4 di AS, yaitu Chrysler melaporkan kenaikan penjualan sebesar 20% menjadi 144.811 unit. Penjualan Chrysler melampaui ekspektasi analis. Sementara itu, produsen mobil nomor 5 di AS, yaitu Honda Motor Co membukukan kenaikan penjualan sebesar 49% selama bulan Juni menjadi 124.808.Kenaikan penjualan mobil merupakan tanda awal bagi naiknya belanja konsumen, dan akan menjadi titik terang bagi perbaikan ekonomi.

Editor: Asnil Amri