AS, China satu suara memperluas sanksi Korut



NEW YORK. Pertama kalinya, Amerika Serikat dan China satu suara untuk memperluas sanksi untuk Korea Utara di pertemuan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atas uji coba nuklir berulang, pada pertemuan Jumat (2/6). Presiden Donald Trump sebelumnya telah memegang janji China untuk bersama menghadapi tetangganya jika Pyongyang bersikeras mengembangkan program senjata misil dan nuklir. 

Duta Besar AS Nikki Haley mengatakan pada forum Dewan Keamanan PBB, AS akan melanjutkan resolusi damai dan diplomatik menghadapi situasi ini. "Namun, di atas konsekuensi diplomatik dan finansial, AS tetap bersiap menghadapi agresi Korea Utara dengan cara lainnya, jika diperlukan," katanya. 

PBB sejak 2006 telah menjatuhkan sanksi pada Korut yang kini menjadi larangan perjalanan global dan pembekuan aset. Korut tengah mengancam dengan uji coba misil keenam tahun ini, dan pimpinan Kim Jong-un telah menyetujui pengembangan nuklir jarak menengah.  


Resolusi kemarin yang diterima suara bulat 15 anggota dewan, sepakat menjatuhkan sanksi pada empat entitas lainnya, termasuk Koryo Bank dan Strategic Rocket Force di angkatan bersenjata Korea. Sanksi juga diperluas untuk 14 orang, termasuk para kepala operasi mata-mata Pyongyang. 

Koryo Bank, menurut data pemerintah Korea Selatan, menjalankan transaksi luar negeri untuk Office 38. Ini merupakan kantor yang diyakini mengelola dana nonpemerintah yang masuk untuk kepemimpinan Korea Utara. 

"Ada jendela peluang terkait masalah nuklir di semenanjung untuk diarahkan kembali ke penyelesaian lewat dialog dan negosiasi. Semua anggota akan mengambil langkah untuk meredakan keteagangan dan membangun kepercayaan mutual," kata Duta Besar China Liu Jieyi. 

Editor: Sanny Cicilia