AS dan Aliansinya Bersiap Lindungi Israel dari Ancaman Iran



KONTAN.CO.ID - Amerika Serikat dan aliansinya di Barat kini telah bersiap untuk melindungi Israel dari ancaman serangan balik yang mungkin datang dari Iran.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan bahwa negaranya sudah masuk ke dalam "perang multi-front" dengan Iran dan proksinya sebagai lawan.

Netanyahu mengatakan Israel siap dengan skenario apa pun.


Melansir Arab News, beberapa orang di Israel mulai menyiapkan tempat berlindung dari bom. Militer Israel mengaku berhasil mencegat hampir semua drone serta rudal balistik dan jelajah.

Kewaspadaan Israel meningkat setelah pada hari Minggu (4/8) dua orang lansia dikabarkan tewas di dekat Tel Aviv. Polisi mengatakan serangan itu dilakukan oleh seorang militan Palestina yang kini telah dinetralkan atau dibunuh.

Baca Juga: Iran Sebut Pemimpin Hamas Haniyeh Terbunuh oleh Proyektil Jarak Pendek

AS dan Sekutu Siap Melindungi Israel

Seorang pejabat Gedung Putih pada hari Minggu juga mengonfirmasi bahwa AS siap mengerahkan kekuatan militer tambahan di Timur Tengah sebagai tindakan defensif dengan tujuan meredakan ketegangan di wilayah tersebut.

Presiden AS, Joe Biden, juga dikabarkan akan mengumpulkan tim keamanan nasionalnya pada hari Senin (5/8) untuk membahas perkembangan di Timur Tengah.

Kabar lain menyebutkan bahwa Biden akan bertemu dengan Raja Abdullah dari Yordania untuk membicarakan upaya perdamaian di Timur Tengah.

Baca Juga: Israel Mengebom Dua Sekolah di Gaza, Anak-anak Terbunuh

Ketegangan di Timur Tengah memang diprediksi akan meningkat setelah tewasnya seorang komandan senior Hizbullah di Lebanon dan pemimpin politik utama Hamas, Ismail Haniyeh, di Iran pekan lalu.

Iran dan sekutunya di Timur Tengah menyalahkan Israel dan mengancam akan melakukan pembalasan.

Kantor berita AS, Axios, melaporkan para mitra AS di G7 telah menerima peringatan terkait kemungkinan adanya serangan Iran dan Hizbullah ke Israel pada hari Senin.

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, mengatakan belum jelas bagaimana Iran dan Hizbullah akan menyerang dan tidak mengetahui waktu pastinya.