AS dan China pasar penting



Saya menilai Indonesia memang belum merasakan dampak langsung dari perang dagang antara Amerika Serikat dan China. Proses perang dagang atau trade war ini juga baru dimulai. Saya juga belum yakin sejauh mana kedua negara itu bisa mengeksekusi perang tarif tersebut.

Pertama, kita disuguhi dengan adanya perang tarif antara AS dan Tiongkok untuk produk besi dan baja. Dari perang tarif di produk tersebut, kita tidak langsung terkena dampaknya. Akan tetapi perlu juga diingat bahwa Indonesia telah menjadi bagian dari sebuah supply chain.

Dalam hal ini, China bisa saja menurunkan jumlah produksinya, sehingga dampaknya terasa pada biaya. Termasuk penurunan biaya ke produk kita juga. Saya pikir, baik AS maupun China merupakan pasar penting bagi Indonesia. Negeri Paman Sam masih menjadi tujuan ekspor Indonesia yang besar, sementara China menjadi salah satu importir terbesar Indonesia.


Tapi dalam perang dagang ini, kalau dilihat dari ekspor China ke AS, lebih banyak barang elektronik. Mungkin saja ada dampaknya ke Indonesia terkait global supply chain. Menurut saya, memang kadang satu produk tidak seluruhnya dibuat di China. Ada pula komponen yang berasal dari Indonesia, itulah yang harus diperhatikan oleh pemerintah.

Memang, perang dagang ini hanya berlangsung pada sektor tertentu. Saat ini elektronik dan produk berteknologi tinggi. Jadi, yang bisa kita lakukan adalah waspada. Saat ini Amerika Serikat juga sedang meninjau kembali produk ekspor kita. Ketimbang terlalu fokus pada perang dagang, review produk kita ke Amerika Serikat rasanya lebih penting.

Saat ini, peluang Indonesia mengisi gap pasar China dari AS masih sedikit. Sebab, produk yang diimpor China dari AS merupakan produk teknologi tinggi, seperti pesawat. Indonesia belum bisa mengisi itu. Di sisi lain, ada kekhawatiran akibat perang dagang, produk China merajalela ke pasar Indonesia.•

Shinta Widjaja Kamdani Wakil Ketua Kadin Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Adi