AS dan Eropa Bakal Resesi, Pertumbuhan Ekonomi Global Diproyeksi Melambat pada 2023



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Standard Chartered memproyeksi pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun 2023 akan melambat dari pertumbuhan tahun 2022. 

Dalam laporan Standard Chartered Global Focus - Economic Outlook 2023, lembaga tersebut memperkirakan pertumbuhan ekonomi global di tahun ini sebesar 2,5% atau melambat dari perkiraan pertumbuhan dunia 2022 yang sebesar 3,4% secara tahunan atau year on year (yoy). 

Standard Chartered menemukan sejumlah hambatan yang dihadapi banyak negara dalam beberapa bulan mendatang. Setidaknya, hingga semester I-2023. 


Baca Juga: Standard Chartered Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Capai 5,1% pada 2023

Menahan laju inflasi, tetap akan menjadi prioritas utama bagi bank sentral di negara maju, terutama bagi bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) dan bank sentral Eropa (ECB). 

Ini kemungkinan mendorong negara Paman Sam dan ekonomi Zona Euro termasuk Inggris ke dalam jurang resesi. 

Zona Euro dan Inggris mungkin saat ini sudah mencapai titik resesi. Sedangkan ekonomi AS akan menyusul dalam kurun paruh pertama tahun 2023. 

Kabar baiknya, pertumbuhan ekonomi global akan membaik pada semester II-2023, setelah AS dan Zona Euro merangkak keluar dari jurang resesi. 

Standard Chartered juga melihat, bangkitnya ekonomi China memegang peran penting bagi pemulihan ekonomi global di paruh kedua tahun ini. 

Baca Juga: Angka Inflasi AS Berpotensi Naik, Rupiah Ditutup Melemah Hari ini (13/2)

Bahkan, tingkat konsumsi negara tirai bambu diperkirakan mulai pulih pada kuartal II-2023, seiring pelonggaran kebijakan nol Covid-19 di negara tersebut. 

Negara-negara kawasan Asia Tenggara juga menjadi pemanis bagi prospek pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2023. 

Ini ditopang oleh pulihnya konsumsi domestik, mobilitas tenaga kerja, juga prospek pariwisata di tahun ini. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli