KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada hari Kamis mengumumkan serangkaian kesepakatan bernilai lebih dari US$200 miliar (sekitar Rp 3.311 triliun) antara Amerika Serikat dan Uni Emirat Arab (UEA). Salah satu sorotan utama dari kesepakatan ini adalah komitmen senilai US$14,5 miliar antara Boeing, GE Aerospace, dan maskapai nasional UEA, Etihad Airways. Gedung Putih menyatakan bahwa langkah ini merupakan pencapaian besar dalam memperkuat kemitraan ekonomi dan industri penerbangan sipil antara kedua negara.
Etihad Airways Pesan 28 Pesawat Wide-Body: Investasi Jangka Panjang untuk Pertumbuhan Armada
Menyokong Ekonomi AS: Ekspor Teknologi dan Manufaktur Bernilai Tinggi
Gedung Putih menyatakan bahwa investasi besar dari Etihad ini tidak hanya memperdalam hubungan komersial antara UEA dan Amerika Serikat, tetapi juga akan mendukung sektor manufaktur AS, menciptakan lapangan kerja, dan memperkuat ekspor teknologi tinggi. Kehadiran Boeing 777X—pesawat wide-body paling mutakhir yang diproduksi di AS—dalam kesepakatan ini menunjukkan tingkat kepercayaan Etihad terhadap keunggulan industri penerbangan Amerika. “Dengan memasukkan Boeing 777X dalam rencana armada, investasi ini memperkuat kemitraan jangka panjang antara UEA dan AS dalam sektor penerbangan sipil,” demikian pernyataan resmi Gedung Putih.Ekspansi Etihad Menuju 2030: Target 170 Pesawat dan Diversifikasi Ekonomi Abu Dhabi
CEO Etihad, Antonoaldo Neves, sebelumnya mengumumkan rencana ekspansi agresif perusahaan. Etihad berniat menambah 20 hingga 22 pesawat baru pada tahun ini sebagai bagian dari strategi jangka panjang untuk meningkatkan total armada menjadi lebih dari 170 unit pada 2030. Langkah ini juga mendukung strategi diversifikasi ekonomi Abu Dhabi, mengurangi ketergantungan pada sektor minyak dan gas melalui penguatan sektor pariwisata dan logistik udara. Armada saat ini yang berjumlah sekitar 100 pesawat akan diperkuat oleh:- 10 unit Airbus A321LR, mulai beroperasi pada Agustus 2025
- 6 unit Airbus A350
- 4 unit Boeing 787