AS Hancurkan Enam Pesawat Tak Berawak Houthi di Laut Merah



KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Militer Amerika Serikat (AS) pada hari Kamis mengatakan bahwa mereka telah menghancurkan empat pesawat tak berawak (drone) laut milik Houthi dan dua drone udara di atas Laut Merah di lepas pantai Yaman.

Houthi yang didukung Iran telah meluncurkan sejumlah pesawat tak berawak dan rudal ke kapal-kapal komersial di Laut Merah dan Teluk Aden sejak November, dan mendeskripsikan serangan tersebut sebagai dukungan kepada Palestina selama perang Israel-Hamas di Jalur Gaza.

Amerika Serikat dan sekutunya, terutama Inggris, telah merespons dengan meningkatkan kehadiran angkatan laut untuk mempertahankan pelayaran di jalur air yang vital tersebut dan dengan serangan pembalasan terhadap target-target Houthi.


Komando Pusat AS (CENTCOM) mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Kamis malam bahwa pasukannya telah menghancurkan empat kapal permukaan tanpa awak (USV) Houthi yang didukung Iran di Laut Merah dan dua sistem udara tanpa awak (UAS) di atas Laut Merah dalam 24 jam terakhir.

Baca Juga: Serangan Houthi di Laut Merah Kian Berdampak, Industri Pelayaran Global Merana

CENTCOM mengatakan sehari sebelumnya bahwa mereka telah menghancurkan satu stasiun kontrol darat dan satu simpul komando dan kontrol di daerah yang dikuasai Houthi di Yaman.

Minggu ini, sebuah kapal dagang yang lambungnya dibobol dalam serangan Houthi sebelumnya, M/V Tutor, diyakini telah tenggelam di Laut Merah setelah awaknya dievakuasi, menurut badan keamanan maritim yang dijalankan oleh angkatan laut Inggris.

Seorang pelaut Filipina yang berada di atas kapal tersebut tewas dalam serangan itu.

Seorang awak kapal Sri Lanka di kapal lain, M/V Verbena, terluka parah dalam serangan terpisah, dan kapal tersebut harus ditinggalkan.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller mengutuk serangan-serangan tersebut dalam sebuah pernyataan dan mengatakan bahwa Washington akan terus mengambil tindakan yang diperlukan untuk melindungi kebebasan navigasi dan pelayaran komersial.

Dia juga meminta Houthi untuk membebaskan semua tahanan, termasuk staf PBB, diplomatik, dan organisasi non-pemerintah yang mereka tahan awal bulan ini.

Baca Juga: Serangan Rudal Houthi Mengenai Kapal Kargo di Lepas Pantai Yaman

Houthi pada awal bulan ini menangkap sejumlah orang yang mereka klaim sebagai bagian dari jaringan mata-mata AS-Israel, dan menambahkan bahwa mereka yang ditahan bekerja di bawah kedok organisasi internasional dan badan-badan PBB.

Kepala enam badan PBB dan tiga LSM internasional kemudian mengeluarkan seruan bersama untuk membebaskan staf mereka, dengan kepala hak asasi manusia PBB Volker Turk menepis tuduhan mata-mata itu sebagai keterlaluan.

Houthi terlibat dalam perang saudara yang telah berlangsung lama yang telah memicu salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia. Lebih dari separuh penduduknya bergantung pada bantuan di negara termiskin di Semenanjung Arab ini.

Editor: Handoyo .