AS investigasi Hyundai dan KIA terkait recall



WASHINGTON. Kredibilitas industri otomotif Korea Selatan (Korsel) kembali dipertaruhkan. Pasalnya, regulator keselamatan transportasi Amerika Serikat (AS) resmi membuka penyelidikan terhadap Hyundai dan Kia Motor.

Mengutip Reuters, Sabtu (21/5), National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) memulai investigasi terhadap Hyundai dan Kia. NHTSA menyatakan, investigasi ini bisa berujung pada penarikan kembali (recall) 1,7 juta mobil pabrikan Hyundai dan Kia.

Fokus investigasi adalah cacat pada mesin. NHTSA memulai investigasi berdasarkan laporan whistleblower yang disampaikan tahun lalu. Kasus ini masih terkait penarikan kembali 470.000 unit sedan Sonata pabrikan Hyundai di 2015 dari pasar AS karena ada kerusakan mesin yang meningkatkan risiko kecelakaan.


Saat itu, Kia yang merupakan afiliasi Hyundai dan menggunakan mesin yang sama yakni "Theta II" tak melakukan recall. Atas kejadian itu, Kim Gwang-ho, ahli mesin di Hyundai melapor ke NHTSA pada Agustus 2016.

Gwang-ho menambahkan, Hyundai dan Kia mestinya melakukan recall pada lebih banyak kendaraan. NHTSA berpotensi menjatuhkan denda jika Hyundai dan Kia dianggap tidak melakukan prosedur recall dengan layak.

Pada 31 Maret 2017 lalu, Hyundai melanjutkan recall di AS menjadi 572.000 sedan Sonata dan Santa Fe Sport yang menggunakan mesin "Theta II". Di hari yang sama, Kia menggelar recall pada 618.160 mobil Optima, Sorento dan Sportage.

Penarikan kembali ini kemudian melebar ke pasar Kanada dan Korsel. Aksi recall menguras biaya hingga KRW 360 miliar atau setara US$ 322,40 juta dari kocek Hyundai dan Kia.

Sabtu lalu, Juru Bicara Hyundai di Seoul mengatakan, perusahaan telah memenuhi ketentuan terkati regulasi dan prosedur recall. Perusahaan juga akan bekerja sama dengan investigasi ini.

Catatan buruk

Sejatinya, Hyundai punya catatan kelam dengan NHTSA. Pada Agustus 2014, Hyundai setuju membayar denda sebesar US$ 17,35 juta. Denda ini dijatuhkan karena penundaan recall 43.500 mobil seri Genesis yang menderita cacat rem dan mengakibatkan dua kecelakaan.

Di 2014, NHTSA menyatakan Hyundai harus mengubah prosedur penyelesaian tentang kasus keamanan kendaraan. Pada 2015, Hyundai menyewa mantan petinggi NHTSA Ray LaHood sebagai penasihat standar keamanan.

Mengacu aturan, Kongres AS menetapkan bahwa denda maksimum bagi penundaan recall yakni sebesar US$ 105 juta. Hyundai dan Kia menyebutkan, mereka berencana menarik kembali 240.000 unit mobil dari pasar Korsel setelah Kementerian Transportasi meminta recall tambahan atas laporan Gwang-ho.

Gwang-ho dipecat Hyundai pada November 2016 dengan alasan membocorkan dokumen rahasia perseroan kepada media dan publik. Tapi, Gwang-ho kemudian masuk kembali menjadi karyawan karena dilindungi oleh lembaga pelindung whistleblower. Pada 16 Mei 2017 lalu, Gwang-ho resmi berhenti dari Hyundai seiring pencabutan gugatan hukum terhadap dirinya.

Editor: Sanny Cicilia