AS keluarkan peringatan teror atas ekstremis anti-pemerintah domestik



KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Departemen Keamanan Dalam Negeri AS (Department of Homeland Security/DHS) mengumumkan peringatan terorisme nasional pada Rabu (27/1/2021). Departemen ini menjelaskan adanya potensi ancaman dari ekstrimis anti-pemerintah domestik yang menentang Joe Biden sebagai presiden.

"Informasi menunjukkan bahwa beberapa ekstremis kekerasan bermotivasi ideologis yang keberatan terhadap pelaksanaan otoritas pemerintah dan transisi presiden, serta keluhan yang dirasakan lainnya yang dipicu oleh narasi palsu, dapat terus bergerak untuk menghasut atau melakukan kekerasan," kata departemen itu seperti yang dilansir Yahoo News yang mengutip AFP.

Buletin Sistem Penasihat Terorisme Nasional mengatakan ancaman serangan yang meningkat akan terjadi dalam beberapa minggu ke depan setelah pelantikan presiden yang sukses, yang berlangsung pada 20 Januari.


"DHS tidak memiliki informasi untuk menunjukkan plot yang spesifik dan kredibel," katanya.

Baca Juga: Percepat penanganan pandemi, AS bakal distribusikan 600 juta vaksin Covid-19

"Namun, kerusuhan dengan kekerasan terus berlanjut dalam beberapa hari terakhir dan kami tetap prihatin bahwa individu yang frustrasi dengan pelaksanaan otoritas pemerintah dan transisi presiden ... dapat terus memobilisasi berbagai aktor bermotivasi ideologis untuk menghasut atau melakukan kekerasan," kata DHS.

Yahoo News yang melansir AFP memberitakan, peringatan itu mengatakan telah ada ancaman yang meningkat sejak tahun lalu dari ekstremis kekerasan domestik yang dimotivasi oleh pembatasan Covid-19, kekalahan Donald Trump atas Biden dalam pemilihan November, kebrutalan polisi, dan imigrasi ilegal.

Baca Juga: Kenapa Demokrat ngotot makzulkan Trump meski sudah tak lagi jadi presiden AS?

DHS mengatakan motivasi ini dapat tetap ada selama beberapa bulan mendatang dan bahwa serangan 6 Januari oleh pendukung Trump di Kongres dapat mendorong para ekstremis untuk menargetkan pejabat terpilih dan fasilitas pemerintah.

Lebih dari 150 orang, termasuk anggota kelompok ekstremis bersenjata, telah ditangkap sejak serangan itu, yang dicap sebagai pemberontakan.

Departemen mendesak masyarakat untuk melaporkan aktivitas mencurigakan dan ancaman kekerasan.

Selanjutnya: Tak terduga, Donald Trump tinggalkan surat untuk Joe Biden di Gedung Putih

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie