AS Klaim Berhasil Membunuh Pemimpin ISIS Osama Al-Muhajer dalam Serangan Drone



KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Militer AS dalam pernyataannya hari Minggu (9/7) mengonfirmasi telah berhasil membunuh pemimpin ISIS/ISIL dalam sebuah serangan drone di Suriah timur.

Melansir Al Jazeera, serangan tersebut dilakukan pada hari Jumat (7/7). Komando Pusat AS (CENTCOM) memastikan bahwa pemimpin ISIS Osama al-Muhajer tewas dalam serangan tersebut.

"Kami telah memperjelas bahwa kami tetap berkomitmen untuk mengalahkan ISIS di seluruh wilayah. ISIS tetap menjadi ancaman, tidak hanya di kawasan ini tetapi jauh di luar. Tidak ada warga sipil yang tewas dalam operasi itu tetapi pasukan koalisi sedang mengamati laporan tentang cedera warga sipil," kata Kepala CENTCOM, Jenderal Michael Kurilla.


Baca Juga: Militer AS: Kami Hadir di Timur Tengah untuk Menjaga Keamanan

AS memiliki sekitar 1.000 tentara di Suriah sebagai bagian dari upaya internasional untuk memerangi ISIS yang sebenarnya telah dikalahkan di negara itu pada tahun 2019.

Namun, hingga saat ini sel-selnya masih hidup di persembunyian dan sering melakukan serangan dengan acak.

Baca Juga: Suriah Mendapatkan Kembali Keanggotaan Liga Arab Setelah 12 Tahun

Mendapat Gangguan dari Rusia

Laporan menyebutkan bahwa drone yang digunakan dalam operasi tersebut sempat mendapat gangguan dari pesawat tempur Rusia satu hari sebelum operasi dilancarkan.

"Serangan hari Jumat dilakukan oleh drone MQ-9 Reaper yang sama dengan yang diganggu oleh pesawat Rusia dalam pertempuran yang berlangsung hampir dua jam," lanjut CENTCOM.

Baca Juga: Erdogan Umumkan Kematian Petinggi ISIS di Tangan Intelijen Turki

Drone AS tersebut diganggu oleh pesawat militer Rusia pada hari Kamis (6/7) untuk kedua kalinya dalam 24 jam. Satu hari sebelumnya, tiga jet tempur Rusia menjatuhkan suar parasut di depan drone AS.

"Pesawat menjatuhkan suar di depan drone dan terbang sangat dekat sehingga membahayakan keselamatan semua pesawat yang terlibat. Kami berharap Moskow menghentikan perilaku yang sembrono ini," ungkap Letnan Jenderal Angkatan Udara Alexus Grynkewich.