KONTAN.CO.ID - Senin (4/9) kemarin, Amerika Serikat mengatakan, negara-negara yang menjalin kerjasama perdagangan dengan Korea Utara (Korut) telah membantu 'pengembangan nuklir berbahaya' mereka. AS sendiri tengah mempersiapkan sanksi baru yang lebih keras untuk Korut. Di sisi lain, Korut memberikan sinyal untuk melakukan ujicoba rudal kembali. Terkait hal ini, pemerintah Korea Selatan pun mempersiapkan diri. Korsel mengatakan sudah berbicara dengan Washington mengenai pengerahan pesawat tempur dan pengebom strategis ke Semenanjung Korea. Langkah ini dilakukan menyusul ujicoba rudal keenam Korut dan ujicoba nuklir terdahsyat yang dilakukan pada Minggu (3/9) lalu. Berdasarkan pernyataan yang dikeluarkan kantor kepresidenan Korsel, Presiden Korsel Moon Jae-in dan Presiden AS Donald Trump melalui sambungan telepon menyetujui untuk membatalkan batasan berat rudal Korsel. Dengan demikian, Korsel bisa menyerang Korut dengan kekuatan yang lebih besar jika terjadi konflik militer.
AS: Korea Utara 'mengemis' perang
KONTAN.CO.ID - Senin (4/9) kemarin, Amerika Serikat mengatakan, negara-negara yang menjalin kerjasama perdagangan dengan Korea Utara (Korut) telah membantu 'pengembangan nuklir berbahaya' mereka. AS sendiri tengah mempersiapkan sanksi baru yang lebih keras untuk Korut. Di sisi lain, Korut memberikan sinyal untuk melakukan ujicoba rudal kembali. Terkait hal ini, pemerintah Korea Selatan pun mempersiapkan diri. Korsel mengatakan sudah berbicara dengan Washington mengenai pengerahan pesawat tempur dan pengebom strategis ke Semenanjung Korea. Langkah ini dilakukan menyusul ujicoba rudal keenam Korut dan ujicoba nuklir terdahsyat yang dilakukan pada Minggu (3/9) lalu. Berdasarkan pernyataan yang dikeluarkan kantor kepresidenan Korsel, Presiden Korsel Moon Jae-in dan Presiden AS Donald Trump melalui sambungan telepon menyetujui untuk membatalkan batasan berat rudal Korsel. Dengan demikian, Korsel bisa menyerang Korut dengan kekuatan yang lebih besar jika terjadi konflik militer.