KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Amerika Serikat melaporkan kasus flu burung H5N1 parah pertama pada manusia di Louisiana, dengan seorang pasien yang kini dirawat dalam kondisi kritis. Pasien tersebut diduga terinfeksi setelah kontak dengan kawanan unggas halaman belakang yang terjangkit virus. California, negara bagian terpadat di AS, telah mengumumkan keadaan darurat setelah virus menyebar luas ke kawanan sapi perah. Ini menandai pertama kalinya flu burung menginfeksi ternak sapi di AS, dengan puluhan pekerja peternakan dilaporkan positif terinfeksi tahun ini. Sejak wabah dimulai pada 2022, flu burung telah menginfeksi lebih dari 860 kawanan sapi perah di 16 negara bagian, dan membunuh 123 juta unggas. Di California, sebanyak 649 kawanan sapi atau sekitar 60% dari populasi kawanan susu telah terinfeksi sejak Agustus 2024.
Kasus Flu Burung di Louisiana: Ancaman Baru
Pasien di Louisiana, yang berusia di atas 65 tahun dengan kondisi medis mendasar, menunjukkan gejala gangguan pernapasan parah. Kasus ini merupakan infeksi pertama yang dikaitkan dengan unggas non-komersial di AS. CDC mengonfirmasi bahwa virus yang menginfeksi pasien tersebut merupakan genotipe D1.1, yang baru-baru ini ditemukan pada burung liar dan unggas di AS, serta beberapa kasus manusia di Kanada dan negara bagian Washington. Ini berbeda dari genotipe B3.13 yang telah menginfeksi sapi perah dan pekerja di beberapa negara bagian. Menurut Demetre Daskalakis, Direktur Pusat Imunisasi dan Penyakit Pernafasan Nasional CDC, kasus parah sporadis seperti ini tidaklah mengejutkan karena telah terjadi di negara lain sebelumnya. Namun, ini menambah kekhawatiran tentang potensi risiko kesehatan yang meningkat dari virus ini. Baca Juga: Mutasi Tunggal Virus Flu Burung, Selangkah Lebih Dekat Menuju Pandemi BaruDeklarasi Darurat di California
Gubernur California Gavin Newsom menyatakan keadaan darurat untuk mempercepat penanganan wabah di negara bagian itu. Langkah ini mencakup:- Pemantauan dan respons seluruh negara bagian, bukan hanya wilayah tertentu seperti Central Valley.
- Peningkatan fleksibilitas dalam pengaturan tenaga kerja dan kontrak untuk mendukung penanganan wabah.