AS Menentang Rencana Israel untuk Kuasai Gaza Pasca Perang



KONTAN.CO.ID - Presiden AS, Joe Biden, menentang rencana Israel yang akan menguasai Jalur Gaza setelah perang berakhir. Bagi Biden, pendudukan kembali Gaza oleh pasukan Israel bukanlah hal yang benar untuk dilakukan.

"Biden percaya pendudukan kembali Gaza oleh pasukan Israel bukanlah hal yang benar untuk dilakukan. Presiden tidak mendukung pendudukan militer Israel," kata juru bicara Gedung Putih, John Kirby pada hari Selasa (7/11), dikutip Al Jazeera.

Pernyataan Gedung Putih tersebut merupakan respons atas pernyataan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang ingin mengambil kendali keamanan di Gaza setelah perang.


Baca Juga: Benjamin Netanyahu: Israel Akan Menjaga Gaza Secara Penuh Setelah Perang

Dalam wawancara dengan ABC News, Netanyahu percaya diri bahwa Israel mampu memikul tanggung jawab keamanan secara keseluruhan selama jangka waktu yang tidak ditentukan.

"Ketika kita tidak mempunyai tanggung jawab keamanan, yang kita alami adalah meletusnya teror Hamas dalam skala yang tidak dapat kita bayangkan," kata Netanyahu, menyalahkan Hamas atas eskalasi konflik sebulan terakhir.

Militer Israel sendiri tanpa henti menyerang Gaza melalui udara, darat dan laut sejak 7 Oktober lalu. 

Lebih lanjut, Kirby mengatakan bahwa AS meyakini perlu ada serangkaian pembicaraan yang sehat tentang seperti apa Gaza harus diperlakukan setelah perang dan seperti apa pemerintahan yang ada di dalamnya.

Baca Juga: Sekjen PBB: Gaza Menjadi Kuburan untuk Anak-Anak

"Apa yang benar-benar kami setujui dengan rekan-rekan Israel kami adalah bahwa hal tersebut tidak akan terlihat seperti yang terlihat pada tanggal 6 Oktober," ungkap Kirby, seraya menegaskan kembali bahwa Biden menganggap pendudukan Israel di Gaza adalah sebuah kesalahan.

Israel melancarkan serangan udara dan darat terhadap Hamas, yang menurut pemerintah Israel telah menewaskan 1.400 orang dan menyandera lebih dari 230 orang lainnya.

Sebaliknya, serangan Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 10.328 orang, termasuk 4.237 anak-anak.

Israel dan Hamas masih menolak desakan gencatan senjata dengan alasan berbeda. Israel mengatakan Hamas harus membebaskan para sandera terlebih dahulu. Hamas mengatakan mereka tidak akan membebaskan sandera atau menghentikan pertempuran ketika Gaza sedang diserang.