KONTAN.CO.ID - Pada Minggu (8/9/2024), Uni Eropa mengatakan bahwa sekutunya telah berbagi data intelijen yang dapat dipercaya bahwa Iran telah memasok rudal balistik ke Rusia. Ini menjadi sebuah langkah yang diperingatkan Washington bahwa Iran akan menghadapi konsekuensi yang signifikan atas tindakannya itu. Melansir AFP, klaim tersebut ditolak oleh Teheran tetapi tidak secara tegas dibantah oleh Kremlin.
Pejabat UE dan AS mengatakan bahwa, jika benar, itu akan menjadi "eskalasi" besar dukungan Iran untuk Moskow dalam invasinya ke Ukraina. Media AS yang mengutip sumber anoni melaporkan minggu lalu bahwa Washington yakin Iran telah mentransfer senjata tersebut ke Rusia untuk digunakan di Ukraina. "Kami mengetahui informasi yang dapat dipercaya yang diberikan oleh sekutu tentang pengiriman rudal balistik Iran ke Rusia," kata juru bicara Uni Eropa Peter Stano. Dia menambahkan, pihaknya sedang menyelidikinya lebih lanjut dengan negara-negara anggota. "Dan jika dikonfirmasi, pengiriman ini akan menjadi eskalasi material yang substantif dalam dukungan Iran terhadap perang agresi ilegal Rusia terhadap Ukraina," paparnya. Stano menambahkan bahwa posisi para pemimpin Uni Eropa selalu jelas. Uni Eropa akan menanggapi dengan cepat dan berkoordinasi dengan mitra internasional, termasuk dengan langkah-langkah pembatasan baru dan signifikan terhadap Iran. Baca Juga: Semakin Banyak Negara yang Secara Terbuka Memamerkan Hubungan Mereka dengan Putin Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanani mengatakan dalam konferensi pers mingguan: "Kami dengan tegas menolak klaim tentang peran Iran dalam mengekspor senjata ke satu pihak dalam perang." Barat telah memperingatkan Teheran agar tidak mengirim rudal ke Rusia selama berbulan-bulan. Dan Uni Eropa telah berulang kali menjatuhkan sanksi kepada Iran karena memasok pesawat nirawak ke Moskow untuk perang di Ukraina. "Setiap pengiriman rudal balistik Iran ke Rusia akan menjadi peningkatan dramatis dalam dukungan Iran terhadap perang agresi Rusia terhadap Ukraina," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Vedant Patel kepada wartawan. "Kami telah menjelaskan... bahwa kami siap memberikan konsekuensi yang signifikan."