KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Badan-badan kontraintelijen Amerika Serikat (AS) pada Jumat (18/8), memperingatkan industri luar angkasa AS waspada terhadap upaya-upaya yang dilakukan oleh badan-badan intelijen asing untuk mencuri riset dan rahasia dagang. Khususnya, saat industri luar angkasa AS tengah mencoba meningkatkan program luar angkasanya. "Kami mengantisipasi meningkatnya ancaman terhadap sektor ekonomi AS yang sedang berkembang saat ini," kata seorang pejabat kontraintelijen AS, melansir dari Reuters, Sabtu (19/8). Pejabat itu menambahkan bahwa China dan Rusia menjadi salah satu ancaman terhadap industri luar angkasa AS.
Baca Juga: Tiga Negara Kecam Tindakan China di Laut China Selatan dan Perketat Kerjasama Militer The Federal Bureau of Investigation (FBI), The National Counterintelligence and Security Center (NCSC), serta The Air Force Office of Special Investigations (AFOSI) menerbitkan buletin dua halaman, yang mengatakan bahwa entitas asing yang tidak disebutkan namanya menggunakan serangan siber dan teknik-teknik seperti investasi strategis melalui perusahaan gabungan dan akuisisi untuk mendapatkan akses ke industri luar angkasa AS. Langkah itu merupakan dorongan terbaru dari AS untuk meningkatkan kesadaran tentang masalah yang telah lama membuat jengkel para pejabat kontraintelijen dan telah menjadi prioritas yang lebih tinggi karena industri luar angkasa AS menghabiskan miliaran dolar untuk mengembangkan roket baru dan teknologi lainnya. Dokumen tersebut memperingatkan perusahaan untuk berjaga-jaga terhadap permintaan kunjungan ke fasilitas industri dan upaya untuk mengumpulkan informasi rahasia saat konferensi. Dokumen tersebut juga mengatakan bahwa karyawan individu berisiko membocorkan melalui tawaran perjalanan ke luar negeri atau pekerjaan konsultasi dan pembayaran untuk mendapatkan informasi rahasia. Mereka mendesak perusahaan-perusahaan untuk menghubungi FBI atau AFOSI jika merasa menjadi sasaran. Selain itu, melacak insiden aneh dan membuat program-program ancaman orang dalam sebagai bagian dari pemeriksaan terhadap individu-individu yang menduduki posisi-posisi sensitif atau penting. Pihak berwenang AS selama bertahun-tahun mengatakan bahwa para peretas China menargetkan informasi tentang ruang angkasa AS, termasuk mengakses komputer di Pusat Antariksa Goddard NASA dan Jet Propulsion Laboratory, serta sejumlah perusahaan yang terlibat dalam teknologi penerbangan, ruang angkasa, dan satelit.
Baca Juga: AS, Jepang, dan Korea Selatan Kecam 'Tindakan Berbahaya dan Agresif' dari China Pada 2019, warga negara China, Tao Li, dijatuhi hukuman 40 bulan penjara karena bersekongkol untuk mengekspor teknologi militer dan ruang angkasa secara ilegal ke negaranya, termasuk penguat daya dan sirkuit yang tahan terhadap radiasi. China mengatakan bahwa program antariksanya merupakan untuk tujuan damai, tetapi para pejabat militer AS mengatakan bahwa China melihat ruang angkasa sebagai sesuatu yang penting bagi strategi militernya. AS memperingatkan tahun ini bahwa China berupaya untuk menyamai atau melampaui AS sebagai pemimpin di bidang luar angkasa pada tahun 2045.
Editor: Herlina Kartika Dewi