AS pertimbangkan larangan trading utang Venezuela



KONTAN.CO.ID - Pemerintah Amerika Serikat (AS) mempertimbangkan sanksi tambahan bagi pemerintah Venezuela. Rabu (24/8), sanksi yang dipertimbangan misalnya larangan transaksi obligasi negara.

Menurut sumber Reuters di pemerintah AS, ini hanya salah satu opsi yang dibicarakan. Pada hari Selasa, The Wall Street Journal melaporkan bahwa AS mungkin akan melarang perdagangan obligasi Venezuela. Opsinya adalah melarang transaksi obligasi baru yang diterbitkan oleh pemerintah Venezuela atau perusahaan milik negara.

Obligasi yang masih bisa diperdagangkan adalah obligasi negara yang diterbitkan di bawah otorisasi National Assembly yang sudah dibubarkan Presiden Venezuela Nicolas Maduro. Kabar teranyar ini menyebabkan harga obligasi negara Venezuela rontok.


Credit default swap (CDS) yang merupakan premium atas surat utang negara Venezuela bertenor 10 tahun melonjak ke level 5.183,73 basis poin. Artinya, untuk menerbitkan surat utang, Venezuela harus membayar bunga 5.183,73 basis poin alias 51% di atas imbal hasil US Treasury bertenor sama.

Pada Rabu (23/8), imbal hasil obligasi negara Venezuela berada di level 32,68%. Angka ini naik tinggi jika dibandingkan dengan posisi terendah dalam setahun terakhir pada level 20,47%.

Pemerintah AS menerapkan sanksi terhadap Maduro dan delapan orang lainnya. Mike Pence, Wakil Presiden AS Rabu ini mengatakan bahwa AS siap menambah sanksi. "AS telah menerbitkan tiga putaran sanksi terhadap Maduro dan orang-orang di sekitarnya, dan akan ada lagi," kata Pence seperti dikutip Reuters.

Venezuela perlu dana segar US$ 2 miilar untuk menutup obligasi jatuh tempo senilai US$ 1,3 miliar dan impor makanan dan obat-obatan.

Editor: Wahyu T.Rahmawati