AS Prediksi Iran akan Mengirim Drone Bersenjata untuk Membantu Rusia



KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Pemerintah AS kini memprediksi bahwa Rusia akan segera mendapatkan bantuan berupa ratusan drone dari Iran. Drone tersebut tentunya akan digunakan untuk mendukung operasi militer mereka di Ukraina.

Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan, pada hari Senin (11/7) mengatakan bahwa beberapa drone yang disiapkan Iran juga mampu membawa senjata. 

Dilansir dari NHK, sumber informasi pemerintah AS juga menemukan bahwa Iran juga bersiap untuk mulai melatih pasukan Rusia pada awal bulan ini untuk mengerahkan pesawat tak berawak.


Baca Juga: Korban Tewas di Kawasan Apartemen yang Diroket Rusia Bertambah Menjadi 31 Orang

Di sisi lain, Sullivan percaya bahwa kemampuan militer Rusia saat ini mulai melemah sehingga mereka membutuhkan bantuan dari negara lain.

"Rencana itu adalah bukti bahwa serangan Rusia terhadap Ukraina dalam beberapa pekan terakhir menghabiskan persediaan senjatanya," ungkap Sullivan.

Setelah mengklaim berhasil menguasai provinsi Luhansk awal bulan ini, pasukan Rusia memang meningkatkan intensitas serangannya, terutama di wilayah Donbas.

Serangkaian serangan roket mereka juga sudah terbukti menyebabkan jatuhnya korban jiwa dari kalangan sipil. Pada Sabtu (9/7) lalu, roket Rusia menghantam sebuah blok apartemen di kota Chasiv Yar yang menewaskan sedikitnya 31 orang.

Baca Juga: Pejabat Militer Inggris Sebut Rusia Telah Kalah Secara Strategis dalam Perang Ukraina

Di saat yang sama, pasukan Rusia juga belum berhenti memborbardir kota Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina. Pihak berwenang setempat mengklaim pasukan Rusia hanya menembaki fasilitas sipil.

Presiden Ukraina, Vlodomyr Zelensky, mengatakan Rusia telah melakukan 34 serangan udara sejak Sabtu lalu. Beberapa di antaranya juga menargetkan kawasan permukiman sipil seperti yang terjadi di Chasiv Yar dan Kharkiv.

Namun, hingga saat ini Rusia masih menyangkal tuduhan telah menyerang warga sipil. Padahal, serangan ke fasilitas umum, seperti teater, pusat perbelanjaan, dan stasiun kereta api, terbukti telah menyebabkan banyak kematian warga sipil.