KONTAN.CO.ID - Peretas asal Iran mengirim email berisi materi curian dari kampanye Donald Trump kepada orang-orang yang terlibat dalam kampanye pemilihan ulang Presiden Demokrat Joe Biden. Ini menjadi bagian dari dugaan upaya Teheran untuk memengaruhi pemilihan AS, kata badan-badan AS pada hari Rabu. "Lebih jauh, aktor siber jahat Iran telah melanjutkan upaya mereka sejak Juni untuk mengirim materi yang dicuri dan tidak bersifat publik yang terkait dengan kampanye mantan Presiden Trump ke organisasi media AS," kata FBI, Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur, dan Kantor Direktur Intelijen Nasional dalam sebuah pernyataan bersama.
"Aktivitas siber jahat ini adalah contoh terbaru dari pendekatan multi-cabang Iran untuk memicu perselisihan dan merusak kepercayaan pada proses pemilihan kami," kata badan-badan tersebut. Mereka menambahkan bahwa saat ini tidak ada informasi yang menunjukkan penerima email tersebut membalas.
Baca Juga: Bisnis Makin Lesu, Tupperware Ajukan Kebangkrutan Mereka tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang sifat materi yang dicuri. Pada bulan Agustus, Amerika Serikat menuduh Iran melancarkan operasi siber terhadap kampanye kedua kandidat presiden AS dan menargetkan publik Amerika dengan operasi pengaruh yang bertujuan untuk mengobarkan perselisihan politik. Iran membantah telah mencampuri urusan AS. Pada hari Rabu, misi permanennya untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York mengatakan tuduhan terbaru AS pada dasarnya tidak berdasar, dan sama sekali tidak dapat diterima. Iran tidak memiliki motif atau niat untuk mencampuri pemilihan AS. Aktor siber jahat mengirim email yang tidak diminta kepada pendukung kampanye Biden pada akhir Juni dan awal Juli yang berisi kutipan teks dari materi yang dicuri dari kampanye kandidat presiden dari Partai Republik, kata badan-badan tersebut. Biden keluar dari pemilihan presiden pada tanggal 21 Juli dan digantikan oleh Wakil Presiden Kamala Harris sebagai kandidat dari Partai Demokrat. Jajak pendapat menunjukkan Trump dan Harris berada dalam persaingan yang ketat. Dalam sebuah pernyataan kampanye Trump mengatakan Harris dan Biden harus mengungkapkan apakah mereka menggunakan materi yang diretas untuk menyakiti Trump. Trump kemudian mengatakan dalam sebuah rapat umum pada Rabu malam bahwa Iran meretas kampanyenya untuk membantu Demokrat, menyebutnya sebagai campur tangan asing dalam pemilu.
"Kami tidak mengetahui adanya materi yang dikirim langsung ke kampanye," kata juru bicara kampanye Harris setelah pernyataan dari badan-badan AS. "Beberapa orang menjadi sasaran email pribadi mereka dengan apa yang tampak seperti upaya spam atau phishing." Teheran juga mengatakan Washington telah mencampuri urusannya selama beberapa dekade mulai dari kudeta perdana menteri tahun 1953 hingga pembunuhan komandan militer Iran Qassem Soleimani tahun 2020.
Baca Juga: Putra Mahkota: Arab Saudi Ogah Akui Israel Tanpa Negara Palestina Editor: Tri Sulistiowati