AS Sebut Rusia Terima Bantuan Rudal Balistik dari Korea Utara



KONTAN.CO.ID - Amerika Serikat kembali menaruh curiga pada aktivitas militer Korea Utara. Kali ini Gedung Putih menuduh Pyongyang telah memasok rudal balistik ke Rusia untuk digunakan dalam perang di Ukraina.

Juru bicara keamanan nasional AS, John Kirby, pada hari Kamis (4/1) menjelaskan bahwa beberapa di antaranya bahkan telah digunakan Rusia untuk menyerang Ukraina.

"Transfer senjata Korea Utara ke Rusia merupakan eskalasi yang signifikan dan mengkhawatirkan. Amerika Serikat akan menjatuhkan sanksi tambahan terhadap mereka yang memfasilitasi kesepakatan senjata tersebut," kata Kirby, dikutip Reuters.


Baca Juga: Perang Masuk Tahun Kedua, Zelenskiy Sebut Ukraina Semakin Kuat

Tuduhan Kirby didasarkan pada laporan intelijen terbaru AS yang menyebut Korea Utara baru-baru ini memberi Rusia peluncur rudal balistik dan beberapa rudal balistik untuk Rusia.

Intelijen AS menjelaskan bahwa dalam beberapa hari terakhir militer Rusia telah meluncurkan setidaknya satu rudal balistik Korea Utara ke Ukraina. Rudal itu disebut mendarat di lapangan terbuka sehingga tidak menimbulkan kerugian fatal bagi Ukraina.

"Informasi kami menunjukkan bahwa Republik Demokratik Rakyat Korea baru-baru ini memberi Rusia peluncur rudal balistik dan beberapa rudal balistik. Pasukan Rusia meluncurkan setidaknya satu dari rudal balistik Korea Utara ke Ukraina," lanjut Kirby.

Baca Juga: Ukraina Sebut Rusia Mulai Mengalami Kerugian Besar Akibat Perang

Tidak hanya soal Korea Utara, Kirby juga turut membahas aktivitas militer Iran yang selama ini juga selalu dipantau AS.

Kirby menjelaskan bahwa Iran belum mengirimkan rudal balistik jarak dekat ke Rusia, namun AS yakin Rusia memiliki niat untuk membeli sistem rudal dari Iran.

Sejak invasinya ke Ukraina dimulai pada Februari 2022, Rusia diketahui telah sangat bergantung pada Iran dalam penyediaan drone dan persenjataan lainnya untuk digunakan melawan Ukraina.

Kedekatan itu jelas tidak disukai AS dan selalu menjadi alasan bagi Washington untuk memberikan sanksi-sanksi baru kepada Iran.