AS segera cabut sanksi perdagangan Myanmar



MYANMAR. Hubungan antara Amerika Serikat dan Myanmar berangsur-angsur membaik. Sebagai bukti, Presiden AS Barack Obama menuturkan, sanksi perdagangan yang sudah dikenakan atas Myanmar bertahun-tahun lamanya akan dicabut.

Kabar ini tersiar saat pimpinan Myanmar secara de facto, Aung San Suu Kyi, tiba di Washington untuk kunjungan kerja pertamanya.

Sekadar informasi, akses Myanmar atas perdagangan yang menguntungkan bagi negara miskin tersebut disuspensi pada 1989 silam karena pelanggaran hak asasi manusia.


Presiden Obama mengatakan Myanmar saat ini diizinkan untuk mendapatkan keuntungan dari tarif preferensial karena sudah berhasil keluar dari pemerintahan militer.

Dia lantas mengonfirmasi keputusannya itu dalam sebuah surat yang dikirimkan kepada Kongres AS pada Rabu (14/9).

Meski sejumlah peusahaan akan menikmati tarif rendah, tapi tidak semua sanksi dicabut. Hal ini meliputi 'daftar hitam' dari sekitar 100 perusahaan dan individu yang terkait dengan mantan pemerintahan junta militer.

Tidak diketahui kapan waktu pencabutan sanksi dilakukan. Obama hanya bilang, sanksi akan dicabut 'secepatnya'.

"Ini merupakan hal yang tepat untuk dilakukan untuk memastikan rakyat Burma melihat pengharaan dari cara baru berbisnis dan pemerintahan baru," kata Obama.

Dia juga memberikan pujian atas upaya perdamaian di negara tersebut.

Pada kesempatan yang sama, Suu Kyi meminta Kongres AS untuk menghapus seluruh sanksi atas Myanmar.

"Persatuan juga butuh kemakmuran. Rakyat, saat mereka berjuang di tengah keterbatasan sumber daya, melupakan bahwa kesatuan merupakan hal yang penting," jelas Suu Kyi.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie