AS: Senjata Iran adalah Penyebab Perang Yaman Masih Berlanjut



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, mengatakan bahwa aliran senjata dari Iran masih terus masuk ke Yaman dan memperkuat kelompok pemberontak Houthi. Senjata-senjata Iran inilah yang dianggap sebagai penyebab mengapa perang Yaman masih terus berlanjut.

Berbicara di hadapan para anggota Dewan Keamanan PBB hari Rabu (12/1), Linda mengatakan bahwa semua pihak perlu melakukan tindakan nyata untuk menghalangi aliran senjata Iran demi mencapai tujuan perdamaian.

"Baru saja bulan lalu, Angkatan Laut As menyita lebih dari 1.400 senapan serbu dan 226.000 butir amunisi dari sebuah kapal yang berasal dari Iran," ungkap Linda, seperti dikutip Arab News.

Baca Juga: Presiden Kazakhstan: Tujuan Utama Kerusuhan Ini adalah Kudeta

Lebih lanjut, Linda menjabarkan bahwa kapal yang diperiksa ada di rute yang secara historis digunakan untuk menyelundupkan senjata secara ilegal ke Houthi. Ia juga menegaskan bahwa penyelundupan senjata dari Iran ke Houthi merupakan pelanggaran mencolok terhadap embargo senjata yang ditargetkan PBB.

Selain mengutuk keras penyelundupan senjata dari Iran, Linda juga mengingatkan bahwa Houthi juga terlibat dalam beragam aksi kekerasan, pemerkosaan dan bentuk-bentuk kekerasan seksual lainnya, penahanan sewenang-wenang, serta pembunuhan berencana yang menargetkan para politisi.

"Kami dengan tegas mengutuk semua pelanggaran HAM oleh semua pihak. Kami aka tetap berkomitmen untuk mempromosikan akuntabilitas atas pelanggaran HAM di Yaman," pungkas Linda.

Pada kesempatan yang sama, utusan khusus PBB untuk Yaman, Hans Grundberg, mengakui bahwa tidak ada solusi jangka panjang yang dapat dicapai di medan perang. Menurutnya, semua pihak terkait harus saling berbicara.

"Eskalasi militer baru-baru ini ada di antara yang terburuk selama bertahun-tahun perang di Yaman, dan memakan korban jiwa yang semakin banyak," kata Hans.

Baca Juga: Menlu Taliban Kunjungi Iran untuk Membahas Perdagangan, Perbatasan dan Pengungsi