AS: S&P menyesatkan dan berdosa pada investor



NEW YORK. Amerika Serikat (AS) terlihat gerah dengan keberadaan lembaga pemeringkat. Setelah pernah memprotes penurunan peringkat utang negara, kini giliran penyebab krisis yang dikorek.

Standard & Poor's digugat pemerintah Amerika Serikat (AS) atas pemberian peringkat sekuritas yang menjamin aset gadai pada 2007.

Pemerintah AS menilai, pemeringkatan tersebut tak menggambarkan kondisi sebenarnya, namun berbuntut pada  nilai aset yang rontok dan berujung krisis perumahan (subprime mortgage) menjelang masa krisis global pada 2008-2009 lalu.


Jaksa Agung AS, Eric Holder, menuding pemberian peringkat itu menyebabkan krisis keuangan terburuk bagi AS sejak ekonomi global mengalami depresi.

Pemerintah bahkan mengajukan gugatan berupa denda senilai US$ 5 miliar terhadap McGraw-Hill Cos dan S&P.

Menurut Holder, S&P sudah membuat pernyataan palsu, fakta tersembunyi, manipulasi kriteria peringkat dan model kredit untuk keuntungan tertentu.

"Ini dugaan perilaku yang mengerikan," ucap Holder. Menurutnya, S&P sudah berdosa dan menyesatkan investor.

Saham McGraw-Hill mundur 11% di New York pada transaksi, Selasa (5/2), setelah turun 14% sehari sebelumnya. Nilai saham jatuh ke titik terdalam selama 25 tahun ketika perusahaan ini bereaksi akan mempelajari gugatan pemerintah AS.

Perlu diketahui, McGraw-Hill adalah induk S&P dan perusahaan jasa lainnya seperti penerbitan. Di sini, S&P memberikan peringkat terhadap sekuritas yang menjamin aset perumahan dengan nilai US$ 2,8 triliun.

Sekitar US$ 1,2 triliun utang yang dijaminkan tercatat dari September 2004 hingga Oktober 2007. S&P dianggap meremehkan risiko yang ditanggung sekuritas demi mendapatkan keuntungan dari bisnis bank investasi yang dikeluarkan mereka.

S&P: Gugatan tak berdasar

Kubu S&P mencermati, gugatan pemerintah AS dalam kasus ini sama sekali tanpa dasar faktual juga tanpa dasar hukum. Tetapi bila jadi dilakukan, akan menjadi pertama kalinya sebuah gugatan hukum yang dialamatkan pada sebuah lembaga pemeringkat dikaitkan dengan keampuhan penilaiannya terkait terjadinya krisis keuangan.

Kejaksaan Agung AS menurut S&P telah memberi tahu rencana pengajuan gugatan ini, meski sampai sekarang belum ada pernyataan yang jelas dari wakil pemerintah AS tersebut.

Wall Street Journal mengabarkan sebelum muncul keputusan menggugat, sudah lebih dulu ada pembicaraan dua pihak yang kemudian buntu.

Saham pemeringkat rontok

Sejumlah negara bagian di AS juga diperkirakan akan turut jadi pihak penggugat. Hal ini mengakibatkan sejumlah saham lembaga pemeringkat turun. Selain induk S&P, harga efek lembaga pemeringkat Moody's juga turun 10%, yang dibaca sebagai pertanda bahwa pasar menduga lembaga pemeringkat ini juga jadi target gugatan pemerintah AS berikutnya.

Rata-rata lembaga pemeringkat seperti S&P's menjadi sasaran kritik investor, politisi dan pemerintah AS yang marah karena rating tertinggi AAA yang diberikan pada ribuan produk gadai sekuritas termasuk subprime dan lainnya di negeri itu menjelang krisis ternyata kemudian tak berarti apa-apa.

Aset dengan peringkat prestisius justru menjadi bumerang bagi para investor karena nilainya menyusut tak terduga.

Padahal lembaga pemeringkat umumnya dibayar oleh para pelepas surat jaminan utang atau gadai ini untuk mengeluarkan pendapat profesionalnya. Di AS, situasi ini telah lama memunculkan keprihatinan dan dugaan suburnya konflik kepentingan di balik pemberian pemeringkat.

Editor: