AS: Tantangan yang Dipicu China Melampaui Tantangan Saat Perang Dingin



KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Tantangan yang ditimbulkan oleh China bagi AS melebihi tantangan Perang Dingin. Hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Menteri Luar Negeri AS Kurt Campbell pada hari Rabu (18/9/2024). 

Campbell menuduh bahwa dukungan Beijing terhadap industri pertahanan Rusia datang langsung dari kepemimpinan China.

Melansir Reuters, Pemerintahan Presiden Joe Biden telah secara eksplisit menyatakan bahwa mereka tidak menginginkan perang dingin dengan China.


Akan tetapi, semakin banyak analis dan anggota Kongres AS mengatakan bahwa meningkatnya persaingan global antara kedua negara adidaya tersebut menyerupai gaya baru perang dingin yang berbeda.

Campbell mengatakan dalam sidang Komite Urusan Luar Negeri DPR bahwa Washington perlu mempertahankan fokus bipartisan pada China dan meningkatkan kecepatan pembuatan kapal angkatan laut AS serta kapasitas pangkalan manufaktur pertahanan AS.

"Sejujurnya, Perang Dingin tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan berbagai tantangan yang dihadirkan China. Bukan hanya tantangan militer. Tantangan ini ada di mana-mana. Tantangan ini ada di belahan bumi selatan. Tantangan ini ada di bidang teknologi," kata Campbell.

Baca Juga: AS Bakal Patok Tarif Tinggi Sarung Tangan Asal China, Mark Dynamics Kebagian Untung

Krisis luar negeri, termasuk perang Rusia di Ukraina dan konflik Israel-Gaza, telah menciptakan gangguan bagi upaya Biden untuk fokus pada China dan kawasan Indo-Pasifik. 

Biden berjanji di awal pemerintahannya untuk tidak membiarkan China melampaui Amerika Serikat sebagai pemimpin global.

Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin, pemimpin dari dua rival terkuat Amerika Serikat, pada bulan Mei menjanjikan "era baru" kemitraan, dan menjadikan Washington sebagai hegemoni Perang Dingin yang agresif.

Campbell, diplomat nomor 2 di Departemen Luar Negeri, mengatakan peningkatan kecepatan produksi kapal perang AS harus menjadi prioritas tertinggi selama dekade berikutnya.

"Ini adalah masa angkatan laut," kata Campbell.

Baca Juga: China Masih Jadi Tujuan Ekspor Utama bagi Indonesia

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie