AS: Tenggat waktu kesepakatan dagang pada 1 Maret



KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Negosiasi dagang Amerika Serikat (AS) dan China harus mencapai kesepakatan paling lambat pada 1 Maret 2019. Kalau tidak, AS akan menerapkan tarif impor.

Perwakilan perdagangan AS alias US Trade Representative Robert Lighthizer mengungkapkan hal ini setelah adanya ketidakcocokan waktu 90 hari antara Presiden AS Donald Trump dan penasihat ekonominya. "Sejauh yang saya tahu, tanggal itu adalah tenggat terakhir. Ketika saya berbicara dengan Presiden AS, dia tidak mengungkapkan hal apa pun setelah Maret," kata Lighthizer seperti dikutip Reuters.

Pasar global gelisah menghadapi perang dagang dua negara dengan ekonomi terbesar dunia ini. China memiliki surplus perdagangan yang besar terhadap AS. Sedangkan AS mengklaim bahwa China mencuri kekayaan intelektual dan teknologi AS.


"Pengaturan yang terjadi adalah, pada akhir 90 hari, tarif akan dinaikkan," imbuh dia. Lighthizer mengatakan, jika dalam tempo tiga bulan ada kesepakatan yang memastikan perlindungan teknologi AS dan ada tambahan akses pasar, maka kesepakatan akan terjadi. Kalau tidak, AS akan langsung menerapkan tarif impor.

Pada pertemuan di Argentina akhir November, AS dan China sepakat menunda kenaikan tarif impor dari 10% menjadi 25% atas produk dari China sebesar US$ 200 miliar hingga 1 Januari 2019.

Tapi, penahanan chief financial officer Huawei Technologies Co Ltd memicu kekhawatiran pasar bahwa tensi perdagangan AS-China memanas lagi. Dalam beberapa talk show, Lighthizer, penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow dan penasihat perdagangan Peter Navarro menegaskan bahwa pembicaraan dagang dengan China tidak akan terpengaruh oleh penangkapan, yang mereka anggap semata-mata masalah penegakan hukum.

Lighthizer mengatakan, AS akan meminta konsesi di beberapa segmen perdagangan, termasuk permintaan untuk meningkatkan pembelian barang AS di pasar China yang lebih terbuka. AS juga meminta perubahan struktural yang selama ini memaksa perusahaan AS untuk membuka teknologi kepada partner China agar bisa berbisnis di negara dengan penduduk terbesar dunia ini.

"Kami membutuhkan penjualan pertanian dan manufaktur. Kami menginginkan perubahan struktural pada masalah transfer teknologi ini," kata Lighthizer.

Permintaan ini serupa dengan permintaan pada presiden-presiden sebelumnya di bawah Partai Demokrat dan Republik. Tapi, Lighthizer mengatakan bahwa kesediaan Trump untuk bertindak lebih dari dialog dan menerapkan tarif tinggi akan membuahkan hasil.

Editor: Wahyu T.Rahmawati