KONTAN.CO.ID - Pada Rabu (11/12/2024), Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan bahwa transfer AS ke Ukraina sebesar US$ 20 miliar yang didukung oleh aset Rusia yang dibekukan adalah aksi perampokan. Kemenlu Rusia menyarankan Moskow dapat menyita aset Barat di wilayahnya untuk meningkatkan potensi industri. "Penyediaan oleh Departemen Keuangan AS sebesar US$ 20 miliar menggunakan pendapatan dari operasi aset negara Rusia yang 'dibekukan' yang pada dasarnya dicuri oleh negara-negara G7 adalah perampokan," demikian pernyataan resmi Kemenlu Rusia di situs resminya seperti yang dikutip Reuters.
Pernyataan itu mengatakan pemerintahan Presiden AS Joe Biden berusaha "dalam kegilaan Russophobic untuk memperkenalkan sanksi anti-Rusia sebanyak mungkin sebelum menyerahkan kekuasaan kepada tim Donald Trump pada tanggal 20 Januari 2025. "Tidak ada intrik hukum semu, yang dibumbui dengan kemunafikan dan standar ganda yang tidak akan terjawab," kata pernyataan itu. "Rusia memiliki kemampuan dan daya ungkit yang cukup untuk melakukan penyitaan balasan atas aset-aset Barat dalam yurisdiksinya, yang dalam kasus seperti itu akan digunakan untuk meningkatkan potensi industri dan melaksanakan proyek-proyek infrastruktur di wilayah-wilayah Rusia." Baca Juga: Rusia Peringatkan Warganya untuk Hindari Perjalanan ke Barat, Ada Apa?