KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Amerika Serikat tidak akan mengirim pejabat ke Olimpiade Musim Dingin yang akan diadakan di Beijing tahun depan. Gedung Putih mengatakan pada Senin (6/12/2021), langkah ini diambil sehubungan dengan pelanggaran hak asasi manusia China di Xinjiang dan di tempat lain. "Pemerintahan Biden tidak akan mengirim perwakilan diplomatik atau resmi ke Olimpiade dan Paralimpiade Musim Dingin Beijing 2022, mengingat genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan RRT yang sedang berlangsung di Xinjiang dan pelanggaran hak asasi manusia lainnya," kata Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki, menggunakan Nama resmi Republik Rakyat Tiongkok. Atlet Amerika tidak akan terpengaruh dan masih dapat bersaing di Olimpiade, yang dimulai pada 4 Februari.
"Para atlet di Tim USA mendapat dukungan penuh kami. Kami akan mendukung mereka 100 persen saat kami menyemangati mereka dari rumah. Kami tidak akan berkontribusi pada kemeriahan Olimpiade," kata Psaki. Dia mengatakan bahwa mengirim perwakilan diplomatik atau resmi AS akan memperlakukan Olimpiade ini sebagai bisnis seperti biasa, dalam menghadapi pelanggaran hak asasi manusia yang mengerikan dan kekejaman Chinadi Xinjiang. "Dan kami tidak bisa melakukan itu," tambahnya seperti yang dikutip dari
The Straits Times.
Baca Juga: China: Varian Omicron jadi tantangan perhelatan Olimpiade Musim Dingin Posisi AS adalah bahwa kebijakan Beijing mengenai Muslim Uighur di Xinjiang, yang dikatakan termasuk pembatasan kebebasan mereka, pengawasan dan sterilisasi paksa, sama dengan genosida.
The Straits Times memberitakan, China sebelumnya telah bersumpah untuk membalas jika penghinaan diplomatik berlanjut. Menanggapi laporan sebelumnya tentang pengumuman boikot yang akan segera terjadi, juru bicara kementerian luar negeri China Zhao Lijian pada hari Senin menyebut seruan itu "sangat sombong" dan mengatakan AS harus menghindari politisasi olahraga. AS akan menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin 2028 di Los Angeles. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang apakah China mungkin akan bersikap dingin sebagai aksi balasannya.
Baca Juga: Menyusul Amerika, Australia Mempertimbangkan Boikot Diplomatik Olimpiade Beijing 2022 Boikot balasan serupa pernah terjadi pada tahun 1980, ketika AS melarang atletnya berkompetisi di Moskow dan memimpin boikot 65 negara untuk memprotes invasi Uni Soviet ke Afghanistan. Empat tahun kemudian, Uni Soviet dan sekutunya menghindari Olimpiade 1984 di Los Angeles sebagai pembalasan. Tapi boikot itu sangat tidak populer di kalangan atlet, yang kehilangan kesempatan mereka untuk meraih kemenangan. Hampir setengah dari 466 anggota Tim USA tahun itu tidak pernah bertanding lagi di Olimpiade, menurut penghitungan Washington Post pada bulan Juli. Organisasi olahraga, termasuk Komite Olimpiade dan Paralimpiade Amerika Serikat (USOPC), telah berkampanye menentang boikot atlet, memprotes bahwa boikot itu hanya merugikan atlet dan tidak banyak berpengaruh pada kebijakan suatu negara. "Kami sangat menghargai dukungan tak tergoyahkan dari Presiden dan pemerintahannya dan kami tahu mereka akan menyemangati kami dari rumah musim dingin ini," kata kepala eksekutif USOPC Sarah Hirshland dalam sebuah pernyataan, Senin.
Editor: Barratut Taqiyyah Rafie