AS usulkan tambahan tarif US$ 4 miliar atas subsidi pesawat Uni Eropa



KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Hanya beberapa hari setelah gencatan senjata perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China, Washington pada Senin (1/7) lalu justru memberi tekanan pada Eropa dalam perselisihan jangka panjang mengenai subsidi pesawat. Praktis, hal ini mengancam kenaikan tarif tambahan barang-barang asal Uni Eropa senilai US$ 4 miliar.

Kantor Perwakilan Dagang AS (US Trade Representative/USTR) merilis daftar produk tambahan termasuk zaitun, keju Italia dan wiski Scotch yang dapat terkena tambahan tarif, di luar tarif yang telah diumumkan pada bulan April 2019 senilai US$ 21 miliar.

Melansir dari Reuters, Selasa (2/7) USTR mengatakan akan menambahkan 89 sub-kategori tarif ke dalam daftar awalnya. Termasuk di antaranya produk logam, sayangnya pihak USTR tidak merinci jenis produk apa saja yang bakal terdampak.


Setidaknya, ada lebih dari 40 orang yang memberikan kesaksian tentang produk yang termasuk dalam daftar awal yang dipublikasikan ke publik pada 15 dan 16 Mei 2019.

Amerika Serikat dan Uni Eropa telah mengancam untuk mengenakan miliaran dollar tarif bea pajak pada pesawat, traktor dan makanan dalam perselisihan yang berlangsung hampir 15 tahun di World Trade Organization (WTO).

Hal ini jelas mengancam subsidi yang diberikan kepada pembuat pesawat AS yakni Boeing Co dan saingannya dari Eropa, Airbus SE.

Pejabat senior dari Boeing dan kelompok perdagangan luar angka AS mendesak Pemerintah AS bulan lalu untuk menyesuaikan setiap tarif yang dikenakan pada Uni Eropa atas subsidi pesawat terbang ilegal untuk menghindari kerugian oleh pihak produsen AS. Sayangnya, pihak Boeing maupun Airbus belum memberikan komentar perihal baleid tersebut.

Distilled Spirit Councel Amerika Serikat juga mengkritik ancaman tarif terbaru dari pihak administrasi Trump dan memperingatkan mereka bahwa hal ini dapat membahayakan pekerja di As serta berpotensi merugikan konsumen. "Kami sangat menentang dimasukkannya produk suling dalam daftar yang diusulkan," kata juru bicara Lisa Hawkins.

Menurut Hawkins, perusahaan AS mulai dari petagi, pemasok hingga pengecer sudah terkena dampak negatif dari pengenaan tarif oleh mitra dagang utama AS. Tarif tambahan ini dinilai hanya akan menimbulkan kerugian yang lebih lanjut.

Kendati demikian, ada sedikit angin segar yang datang dari Paris Air show. AS menyebut pihaknya memberikan ruang untuk negosiasi terkait mekanisme tarif yang dapat memungkinkan Airbus menerima dana dari Pemerintah dengan persyaratan komersial. Kabar ini berpotensi membuka jalan untuk mengakhiri perang subsidi pesawat yang terjadi belakangan ini.

Kesepakatan ini bakal mencakup langkah AS untuk menangani insentif pajak yang diberikan oleh negara bagian Washington kepada Boeing dan membuat mereka patuh dengan peraturan perdagangan. WTO juga sudah menemukan bukti bahwa dua produsen pesawat terbesar di dunia yakni Boeing dan Airbus sudah menerima miliaran dollar subsidi, yang bisa membuat perselisihan.

Pihak WTO berharap AS bisa memutuskan permintaan sanksi keberatan dari AS di musim panas mendatang, walau bisa saja jadwalnya mundur ke bulan September.

USTR di lain pihak juga akan mengadakan sidang pada produk tambahan yang diusulkan pada tanggal 5 Agustus 2019.

Editor: Yudho Winarto