AS: Wabah virus corona tak akan ubah komitmen Tiongkok untuk membeli barang AS



KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Pemerintah AS mengharapkan China untuk tetap menghormati komitmennya dengan membeli lebih banyak barang AS di bawah kesepakatan perdagangan yang ditandatangani oleh dua negara ekonomi terbesar dunia pada Januari lalu.

Menurut seorang pejabat senior AS, kesepakatan itu akan tetap berjalan meskipun penyebaran virus corona terbilang sangat cepat.

Melansir Reuters, pejabat Departemen Keuangan AS mengatakan terlalu dini untuk membuat perkiraan yang akurat terkait dampak virus terhadap ekonomi global. Akan tetapi, skenario kasus dasar memperkirakan pertumbuhan China bakal menurun pada kuartal pertama dan kemudian meningkat tajam.


Baca Juga: China hapus tarif perang dagang alat medis AS di tengah wabah virus corona

"Dampaknya bisa lebih signifikan jika wabah memburuk," kata pejabat itu kepada Reuters, yang meminta namanya tidak disebut.

Dana Moneter Internasional (IMF) pada minggu ini mengatakan epidemi telah mengganggu pertumbuhan ekonomi di China dan dapat menggagalkan pemulihan yang diproyeksikan "sangat rapuh" dalam ekonomi global pada tahun 2020 jika menyebar ke negara lain.

Saat ditanya apakah wabah akan menyebabkan perubahan pada kesepakatan perdagangan Fase 1 dengan China, pejabat itu mengatakan, "Pada tahap ini, kami tidak mengharapkan perubahan untuk implementasi Fase 1 ... Kami masih mengharapkan mereka untuk memenuhi komitmen mereka, tetapi ini lebih dari satu periode waktu."

Baca Juga: Kembali tegang, China: AS selalu sebarkan kebohongan yang sama kemanapun mereka pergi

Di bawah kesepakatan dagang Fase 1 yang mulai berlaku bulan ini, China berjanji untuk meningkatkan pembelian barang AS sebesar US$ 77 miliar pada tahun 2020 dan US$ 123 miliar pada tahun 2021, dibandingkan dengan data dasar impor AS dari 2017, tahun sebelum perang tarif AS-China dimulai.

Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin akan membahas dampak ekonomi epidemi tersebut dengan pejabat keuangan senior dan bank sentral dari 20 ekonomi terbesar dunia (G20) di ibukota Saudi, Riyadh minggu ini.

Baca Juga: Penjualan mobil China bisa turun 10% di semester pertama karena virus corona

China mengatakan pada hari Rabu bahwa pihaknya tidak akan mengirim pejabat bank sentral senior dan pejabat kementerian keuangan ke pertemuan tersebut karena wabah virus.

Pejabat Departemen Keuangan mengatakan, pejabat tingkat bawah akan mewakili Beijing.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie