AS Yakin Senjata Nuklir Ruang Angkasa Rusia Sedang Dikembangkan



KONTAN.CO.ID - Amerika Serikat yakin Rusia saat ini sedang mengembangkan senjata nuklir yang nantinya akan ditempatkan di ruang angkasa. Senjata ini diduga memiliki kemampuan mengganggu sinyal satelit.

Sebuah sumber, yang berbicara secara anonim kepada Reuters, mengatakan bahwa sistem tersebut akan melibatkan alat peledak nuklir yang ditempatkan di orbit.

Kabar mengenai senjata nuklir ruang angkasa Rusia telah mencuat sejak 14 Februari lalu, tepatnya setelah ketua komite intelijen DPR AS dari Partai Republik Mike Turner mengeluarkan pernyataan samar yang memperingatkan adanya ancaman keamanan nasional yang serius.


Baca Juga: Sanksi Baru Amerika Mengganggu Perdagangan Energi Turki-Rusia

Berikutnya, pekan lalu juru bicara Gedung Putih mengatakan bahwa sistem yang sedang dikembangkan Rusia akan melanggar Perjanjian Luar Angkasa.

Presiden Rusia, Vladimir Putin, pada hari Selasa (20/2) menegaskan pihaknya menentang penempatan senjata nuklir di ruang angkasa. Menteri Pertahanan Rusia juga membantah laporan bahwa Rusia sedang mengembangkan kemampuan nuklir untuk ditempatkan di ruang angkasa.

Berdasarkan perjanjian tahun 1967, yang juga disetujui AS dan Rusia, negara-negara dilarang untuk menempatkan objek apa pun yang membawa senjata nuklir atau jenis senjata pemusnah massal lainnya di orbit sekitar bumi.

Baca Juga: Rusia Diduga Gunakan Rudal Hipersonik Zircon untuk Serang Ukraina

Untuk saat ini intelijen AS menduga beberapa perangkat bisa saja ditempatkan Rusia, seperti pengacau sinyal, senjata yang dapat membutakan sensor gambar, atau bahkan tekanan gelombang elektromagnetik (EMP) yang dapat merusak semua sistem elektronik satelit dalam wilayah orbit tertentu.

Peneliti dari Arms Control Association (Asosiasi Pengendalian Senjata) percaya bahwa untuk saat ini Rusia tidak akan menempatkan senjata nuklir yang berbahaya.

Baca Juga: Rusia Persiapkan Senjata Bertenaga Nuklir di Ruang Angkasa

"Rusia sedang mengembangkan sistem yang ditenagai oleh nuklir, yang memiliki kemampuan peperangan elektronik saat berada di orbit lebih mungkin terjadi dibandingkan teori bahwa Rusia sedang mengembangkan senjata yang membawa hulu ledak nuklir yang dapat meledak," kata Daryl Kimball, direktur eksekutif asosiasi tersebut, dikutip Reuters.

Sementara itu, laporan Defence Intelligence Agency (Badan Intelijen Pertahanan) AS mengatakan Rusia sedang mengembangkan serangkaian senjata yang dirancang untuk menargetkan masing-masing satelit.

Perkiraan lainnya adalah sebuah sistem berkekuatan lebih tinggi yang memperluas ancaman terhadap struktur semua satelit.