Asa SBY rujuk dengan Megawati



JAKARTA. Sudah menjadi rahasia umum, hubungan antara kedua tokoh politik Susilo Bambang Yudhoyono dan Megawati Soekarnoputri masih dingin. Sudah satu dekade lamanya tak ada komunikasi intens antar-pemimpin negeri ini.Tak ayal, setiap kali ada forum yang mempertemukan keduanya selalu menjadi berita. Selama ini, sikap politik Megawati yang menempatkan sebagai oposisi selalu berseberangan dengan SBY yang berkuasa. Kritik-kritik pedas sering kali dilontarkan Megawati atas kepemimpinan SBY.Rivalitas sejak 2004 lantaran SBY, yang kala itu menjabat selaku Menkopolhukam, dinilai tak jujur soal pencapresan. Ternyata dia mengundurkan diri dari Kabinet Gotong Royong pimpinan Megawati demi maju di Pemilu 2004. Sejak saat itu Megawati kesal.Upaya untuk menjembatani komunikasi di antara kedua tokoh ini pun sudah berulang kali dilakukan. Salah satunya yang diupayakan mendiang Taufik Kiemas, tapi tidak berjalan mulus.Kini, menjelang lengser keprabon, SBY secara terang menyampaikan harapannya untuk menjalin komunikasi dengan Megawati. Harapan itu SBY lontarkan dalam sebuah video rekaman wawancara yang diunggah ke situs youtube.com pada Jumat (25/4) lalu.SBY ingin bisa berkomunikasi baik dengan Megawati sebagaimana pimpinan partai politik lainnya. "Kalau memang Tuhan menakdirkan saya bisa berkomunikasi dengan baik dengan Ibu Megawati sebagaimana komunikasi saya dengan yang lain, itu juga bisa menjadi jalan bagaimana bangsa dan negara ini bisa kita majukan bersama-sama," ujar SBY.Upaya SBY membangun komunikasi ini memunculkan berbagai asumsi, terlebih menjelang pemilihan presiden (pilpres). Salah satunya keinginan untuk menyatukan Partai Demokrat dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dalam satu koalisi.Tapi, buru-buru Ketua Harian Partai Demokrat Syarief Hasan membantah perihal ini. "Jadi koalisi dan komunikasi adalah hal yang berbeda, dan sekarang masih tahap komunikasi, bukan koalisi," ujarnya, Selasa (29/4).Banyak pengamat menyangsikan bakal adanya jalinan koalisi kedua partai ini. Kemungkinan mentok pada tataran membina komunikasi politik yang baik. Terlebih sejauh ini Demokrat kekeuh melanjutkan calon presiden (capres) hasil konvensi. Belum lagi kemungkinan membentuk poros baru.  Dengan jalinan komunikasi yang baik, setidaknya ada hal yang diuntungkan bagi Demokrat. "Mungkin Demokrat berupaya mengambil celah di kabinet Jokowi, menyisipkan menterinya seandainya Jokowi menang tahun ini," kata pengamat komunikasi politik, Effendi Ghazali.Sayangnya, harapan yang disampaikan SBY ini ditanggapi dingin oleh elite PDIP. Sebagaimana dilontarkan oleh Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo, yang menyebutkan tidak ada masalah antar kedua tokoh dan tidak perlu dipaksakan mengelar pertemuan. PDIP kini fokus menentukan calon wakil presiden Jokowi, yang rencananya diumumkan di hari "Jumat Suci", yakni 9 Mei 2014 mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Yudho Winarto