JAKARTA. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) siap meluncur tahun depan. Dimulai dengan peleburan PT Askes dan PT Jamsostek, yang kemudian menjadi badan penjamin ketenagakerjaan dan kesehatan.Lalu bagaimana nasib PT Asabri setelah BPJS? Asabri ternyata tetap ada, tapi sebagai pelengkap atas asuransi khusus bagi para prajurit.Adam R. Damiri, Direktur Utama Asabri, mengatakan setelah BPJS terbentuk, Asabri tetap eksis dan berbentuk badan hukum seperti saat ini. Hanya saja, Asabri nanti hanya akan menjamin asuransi risiko khusus prajurit. Ada empat risiko yang akan dijamin Asabri. Pertama, santunan risiko kematian khusus. Kedua, risiko santunan cacat saat prajurit bertugas. Ketiga, santunan cacat yang terjadi di luar tugas. Keempat, santunan kematian dan terakhir biaya pemakaman istri dan anak prajurit. Dengan alasan menjamin risiko khusus, Asabri akan mengusulkan kenaikan besaran premi lewat subsidi dari pemerintah. Adam menjelaskan, besaran premi prajurit ABRI saat ini sebesar 3,25% dari gaji. "Premi sebesar ini terlalu kecil dan dirasa kurang layak bagi prajurit," kata Adam, pekan lalu. Ia mencontohkan, di negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura, besaran premi untuk mengkaver asuransi para prajurit mencapai 20%. Di tempat lain, Korea Selatan, premi prajurit sebesar 17%.Karena itu, Asabri akan mengusulkan kenaikan premi menjadi 6,5% dari total 3,35%. "Nanti setengahnya atau 3,25% kami akan usahakan berasal dari subsidi pemerintah. Tidak mungkin diambil dari potongan gaji prajurit karena berat bagi mereka," imbuh Adam. Hingga Juni lalu, total perolehan aset Asabri mencapai Rp 20 triliun. Dari total aset ini, komposisi iuran dana pensiun prajurit sebesar 11%. Sisanya, atau sebesar 89% didominasi oleh tunjangan hari tua (THT). Saat ini, ada sekitar 1,5 juta peserta yang dilayani Asabri. Adam bilang, perolehan premi Asabri mencapai Rp 75 miliar setiap bulan. Bachtiar Effendi, Direktur Investasi dan Keuangan Asabri, mengatakan pada penempatan investasi, perseroan mengandalkan obligasi sebagai penempatan aset Asabri.Hingga Juni lalu, penempatan Iuran Dana Pensiun (IDP) Asabri seluruhnya pada deposito. Sedangkan untuk THT setengahnya di obligasi. Sisanya, sebanyak 30% di reksadana dan 20% pada saham. Hingga akhir tahun, Asabri menargetkan hasil investasi mencapai Rp 900 miliar. Hingga bulan Juni lalu, perolehan hasil investasi Asabri telah mencapai 42% atau Rp 378 miliar.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Asabri mengusulkan kenaikan subsidi premi
JAKARTA. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) siap meluncur tahun depan. Dimulai dengan peleburan PT Askes dan PT Jamsostek, yang kemudian menjadi badan penjamin ketenagakerjaan dan kesehatan.Lalu bagaimana nasib PT Asabri setelah BPJS? Asabri ternyata tetap ada, tapi sebagai pelengkap atas asuransi khusus bagi para prajurit.Adam R. Damiri, Direktur Utama Asabri, mengatakan setelah BPJS terbentuk, Asabri tetap eksis dan berbentuk badan hukum seperti saat ini. Hanya saja, Asabri nanti hanya akan menjamin asuransi risiko khusus prajurit. Ada empat risiko yang akan dijamin Asabri. Pertama, santunan risiko kematian khusus. Kedua, risiko santunan cacat saat prajurit bertugas. Ketiga, santunan cacat yang terjadi di luar tugas. Keempat, santunan kematian dan terakhir biaya pemakaman istri dan anak prajurit. Dengan alasan menjamin risiko khusus, Asabri akan mengusulkan kenaikan besaran premi lewat subsidi dari pemerintah. Adam menjelaskan, besaran premi prajurit ABRI saat ini sebesar 3,25% dari gaji. "Premi sebesar ini terlalu kecil dan dirasa kurang layak bagi prajurit," kata Adam, pekan lalu. Ia mencontohkan, di negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura, besaran premi untuk mengkaver asuransi para prajurit mencapai 20%. Di tempat lain, Korea Selatan, premi prajurit sebesar 17%.Karena itu, Asabri akan mengusulkan kenaikan premi menjadi 6,5% dari total 3,35%. "Nanti setengahnya atau 3,25% kami akan usahakan berasal dari subsidi pemerintah. Tidak mungkin diambil dari potongan gaji prajurit karena berat bagi mereka," imbuh Adam. Hingga Juni lalu, total perolehan aset Asabri mencapai Rp 20 triliun. Dari total aset ini, komposisi iuran dana pensiun prajurit sebesar 11%. Sisanya, atau sebesar 89% didominasi oleh tunjangan hari tua (THT). Saat ini, ada sekitar 1,5 juta peserta yang dilayani Asabri. Adam bilang, perolehan premi Asabri mencapai Rp 75 miliar setiap bulan. Bachtiar Effendi, Direktur Investasi dan Keuangan Asabri, mengatakan pada penempatan investasi, perseroan mengandalkan obligasi sebagai penempatan aset Asabri.Hingga Juni lalu, penempatan Iuran Dana Pensiun (IDP) Asabri seluruhnya pada deposito. Sedangkan untuk THT setengahnya di obligasi. Sisanya, sebanyak 30% di reksadana dan 20% pada saham. Hingga akhir tahun, Asabri menargetkan hasil investasi mencapai Rp 900 miliar. Hingga bulan Juni lalu, perolehan hasil investasi Asabri telah mencapai 42% atau Rp 378 miliar.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News