KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lonjakan harga saham PT Alfa Energi Investama Tbk (FIRE) membetot perhatian PT Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Asabri). Tercatat saat ini Asabri mendekap 10,97% saham FIRE dengan nilai pasar portofolio tidak kurang kurang dari Rp 730,85 miliar.

Kepemilikan Asabari di atas 5%, mulai menyeruak pada akhir Juli 2018. Kala itu, PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) melaporkan kepemilikan Asabari pada FIRE per 27 Juli 2018 sebanyak 52.491.500 saham atau setara 8,11% dari modal yang dicatatkan FIRE. Jumlah saham FIRE milik Asabari kembali bertambah pada 14 Agustus menjadi 10,97%, sampai dengan saat ini.

Namun pasca Asabri membenamkan investasinya tersebut, harga saham FIRE justru tak lagi bergerak liar. KONTAN mencatat, lonjakan harga saham FIRE terjadi sejak penutupan perdagangan pasar pada 23 Maret hingga 11 Juli. Sepanjang periode itu, saham FIRE naik dari harga Rp 1.430 menjadi Rp 5.900 alias melonjak hingga 312,59%. Hal itu sekaligus menjadi rekor harga saham FIRE sepanjang sejarah.

Harga Hunian Bukan Satu-Satunya Kendala Gen Z Belum Punya Rumah Sendiri

Namun, kini harga saham FIRE cenderung turun. Terlebih saat perusahaan ini merilis kinerja keuangan semester I 2018 pada 1 Agustus 2018. Pada medio pertama 2018, penjualan neto FIRE melompat dari Rp 58,16 miliar menjadi Rp 280,17 miliar. Hal ini disebabkan melesatnya aktifitas penjualan kepada sejumlah pihak seperti Noble Resources International Ltd dan Gleencore International AG. Ditambah lagi, FIRE sukses menggaet klien baru, seperti Sojitz Corporation, Ultro International Resources Pte Ltd dan PT Kisya Pundi Abadi dengan nilai penjualan yang juga cukup tinggi.

Kinerja keuangan FIRE masih menunjukkan hasil positif sampai dengan akun laba kotor, yang meningkat 72,35% dari periode sama tahun 2017 menjadi Rp 31,73 miliar. Namun sayang, akibat lonjakan beban yang tak kalah tinggi, FIRE hanya dapat mencetak rugi bersih tahun berjalan sebesar Rp 11,88 miliar. Kondisi ini berbanding terbalik dengan perolehan laba pada setahun sebelumnya sebesar Rp 550,45 juta. Pasca kinerja keuangan paruh pertama 2018 FIRE diumumkan, harga sahamnya berangsur-angsur melorot dari level Rp 5.625 per saham menjadi Rp 5.100 per saham.

Hingga berita ini diturunkan, KONTAN belum memperoleh klarifikasi dari Hari Setianto, Direktur Keuangan dan Investasi Asabri, terkait nasib investasi Asbri pada saham FIRE.

Profil FIRE

Saat ini, mayoritas kepemilikan saham FIRE dipegang oleh Aris Munandar yang juga bertindak sebagai direktur utama. Alumnus California State University tersebut juga menjabat sebagai direktur pada PT Permata Prima Sakti Tbk, perusahaan pertambangan yang delisting dari Bursa Efek Indonesia pada 16 November 2017.

Sejumlah posisi penting lainnya juga pernah dipegang oleh Aris Munandar. Semisal jabatan komisaris utama di PT Trada Maritime Tbk (TRAM) yang kini berubah nama menjadi PT Trada Alam Minera Tbk. Namun pada 12 Oktober 2017, Aris Munandar mengundurkan diri dari jabatan komisaris utama di TRAM.

Adapun jabatan komisaris FIRE saat ini dipegang oleh M. Noer Qomari sebagai komisaris utama dan independen, serta Budi Kartika. Sedangkan dijajaran direksi FIRE selain nama Aris Munandar, terdapat juga nama R. Ishak Abdul Rahman dan Lyna. Ishak Abdul Rahman sendiri pernah menjabat general manager energy and mining operation di Grup Sinarmas pada periode 2007 hingga 2011.