KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) menilai bahwa kebijakan penerapan Zero Over Dimension Over Load (ODOL) pada awal tahun 2023 kurang tepat. Asaki meminta agar kebijakan tersebut ditunda sampai kondisi industri keramik kembali pulih dari dampak pandemi Covid-19 dan daya beli masyarakat kembali membaik. Ketua Umum Asaki Edy Suyanto mengatakan, apabila kebijakan larangan truk ODOL berlaku di 1 Januari 2023, dapat dipastikan akan memberi dampak negatif terhadap kemampuan daya saing industri keramik, terutama menghadapi gempuran produk impor dari China, India, dan Vietnam yang trennya mengalami peningkatan setiap tahun. “Untuk itu, Asaki memandang apabila kebijakan ODOL tetap dipaksakan jalan, maka dibutuhkan insentif bagi industri keramik,” imbuh dia, Minggu (30/1).
Kebijakan insentif yang dimaksud misalnya dengan penetapan pelabuhan impor terbatas agar pelaku industri keramik dalam negeri dan pihak importir berada dalam level perdagangan yang sama. Sebab, produk keramik impor juga harus merasakan mahalnya biaya pengiriman antar pulau. Baca Juga: Prospek Bisnis Kinclong, Utilitas Industri Keramik Nasional Bisa Capai 85% Tahun Ini Asaki juga memandang bahwa Jumlah Berat Diizinikan (JBI) untuk ODOL tahun depan perlu ditinjau ulang, mengingat berat aktual muatan saat ini bila dibandingkan dengan muataun sesuai JBI memiliki selisih sangat lebar.