KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) mengharapkan perhatian serius dan langkah konkret pemerintah dalam mendukung upaya substitusi impor keramik. Asaki menilai, penerapan instrumen bea masuk tindakan pengamanan (BMTP) alias safeguard yang berlaku pada 2018 hingga Oktober 2021 mendatang belum cukup efektif dalam mensubstitusi impor. Hal ini menurut Asaki tercermin pada defisiti ekspor-impor keramik yang semakin membesar. Ketua Umum Asaki, Edy Suyanto mengatakan, defisit perdagangan ekspor-impor keramik pada tahun 2018-2020 mencapai US$ 655 juta. Angka tersebut lebih tinggi dibanding defisit tahun 2015-2018 yang hanya sebesar US$ 453 juta. "Asaki saat ini sedang mengajukan perpanjangan Safeguard yg akan berakhir di Oktober 2021 dengan besaran bea masuk hrs lbh besar minimal 35-40% dibanding sebelumnya 19%-23%,” kata Edy dalam keterangan tertulis.
Asaki: Defisit perdagangan keramik pada tahun 2018-2020 mencapai US$ 655 juta
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) mengharapkan perhatian serius dan langkah konkret pemerintah dalam mendukung upaya substitusi impor keramik. Asaki menilai, penerapan instrumen bea masuk tindakan pengamanan (BMTP) alias safeguard yang berlaku pada 2018 hingga Oktober 2021 mendatang belum cukup efektif dalam mensubstitusi impor. Hal ini menurut Asaki tercermin pada defisiti ekspor-impor keramik yang semakin membesar. Ketua Umum Asaki, Edy Suyanto mengatakan, defisit perdagangan ekspor-impor keramik pada tahun 2018-2020 mencapai US$ 655 juta. Angka tersebut lebih tinggi dibanding defisit tahun 2015-2018 yang hanya sebesar US$ 453 juta. "Asaki saat ini sedang mengajukan perpanjangan Safeguard yg akan berakhir di Oktober 2021 dengan besaran bea masuk hrs lbh besar minimal 35-40% dibanding sebelumnya 19%-23%,” kata Edy dalam keterangan tertulis.