JAKARTA. Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia mendukung rencana pemerintah untuk pembatasan dan pengurangan ekspor gas alam secara bertahap. Elisa Sinaga, Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) mengatakan bahwa pihaknya mendukung agar pasokan gas alam diutamakan untuk kebutuhan industri dalam negeri. "Kalau kebutuhan dalam negeri sudah terpenuhi dan ada kelebihan gas alam, baru silakan diekspor," ujar Elisa, Rabu (18/6). Ia mengatakan kebutuhan gas alam untuk industri keramik sebesar 140 mmscfd (standar kaki kubik per hari) per hari. Sementara itu, PGN hanya mampu memasok 300 - 380 mmscfd per hari, dan itu pun dibagi-bagi ke berbagai sektor industri. Rencana pemerintah secara bertahap melarang ekspor gas alam ini tertuang dalam Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Pembatasan Ekspor Sumber Daya Alam yang merupakan peraturan pelaksana dari UU No 3 tahun 2014 tentang perindustrian.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Asaki dukung pembatasan ekspor gas
JAKARTA. Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia mendukung rencana pemerintah untuk pembatasan dan pengurangan ekspor gas alam secara bertahap. Elisa Sinaga, Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) mengatakan bahwa pihaknya mendukung agar pasokan gas alam diutamakan untuk kebutuhan industri dalam negeri. "Kalau kebutuhan dalam negeri sudah terpenuhi dan ada kelebihan gas alam, baru silakan diekspor," ujar Elisa, Rabu (18/6). Ia mengatakan kebutuhan gas alam untuk industri keramik sebesar 140 mmscfd (standar kaki kubik per hari) per hari. Sementara itu, PGN hanya mampu memasok 300 - 380 mmscfd per hari, dan itu pun dibagi-bagi ke berbagai sektor industri. Rencana pemerintah secara bertahap melarang ekspor gas alam ini tertuang dalam Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Pembatasan Ekspor Sumber Daya Alam yang merupakan peraturan pelaksana dari UU No 3 tahun 2014 tentang perindustrian.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News