Asaki: Implementasi gas US$ 6 MMBTU belum merata dirasakan industri keramik nasional



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kendati berhasil jadi katalis positif bagi pemulihan industri keramik nasional, implementasi harga gas US$ 6 MMBTU dinilai belum dirasakan maksimal dan merata oleh para pebisnis keramik lokal. 

Ketua Umum Asosiasi Aneka Keramik Indonesia (Asaki), Eddy Suyanto menyatakan, 35% dari anggota Asaki yang berada di Jawa bagian timur masih harus membayar pemakaian gas industri dengan harga lama, yaitu US$ 7,98 MMBTU. Sementara 65% sisanya barulah telah mendapatkan gas murah seharga US$ 6 MMBTU. 

"Penantian sejak April tahun lalu tidak berbuah manis, terlebih sejak dikeluarkan Kepmen ESDM No. 134 yang berlaku mulai 31 Juli 2021. Di mana harga gas untuk Jawa bagian Timur malah justru meningkat ke US$ 6,18 MMBTU. Ini jelas akan membebani daya saing industri keramik di daerah tersebut," ungkap Eddy kepada Kontan.co.id, Minggu (15/8). 


Menindaklanjuti kondisi tersebut, Asaki pun mendesak Kementerian ESDM untuk serius menangani harga gas di Jawa bag Timur. Di mana saat ini para produsen keramik di wilayah tersebut belum sepenuhnya merasakan gas dengan harga US$ 6 MMBTU sesuai dengan keputusan Presiden Jokowi.

Baca Juga: Harga gas US$ 6 MMBTU sukses jadi katalis positif pemulihan industri keramik nasional

Eddy menjelaskan, implementasi harga gas US$ 6 MMBTU yang merata sangat dibutuhkan bagi industri keramik nasional agar mereka dapat lebih berdaya saing, khususnya dengan gempuran produk keramik impor yang semakin tinggi. "Di mana angka impor pada periode Januari-Mei 2021 ini meningkat 46%, terutama dari China yg meningkat di atas 70%," bebernya. 

Sekedar informasi, Asaki merivisi target tingkat utilisasi produksi di tahun 2021 menjadi ke level 70% dari sebelumnya target di level 75%. Keputusan itu diambil dengan mempertimbangkan dampak dari penerapan PPKM darurat dan peningkatan angka impor keramik. 

"Namun demikian angka pertumbuhan volume prodoksi (dalam m2) tahun 2021 ini masih bertumbuh cukup baik di atas 20a% dibandingkan tahun 2020 yang mana tingkat utilisasi produksi berada di level 56%," tutup Eddy. 

Selanjutnya: Utilitas pabrik Cahayaputra Asa Keramik menurun 20% pasca penerapan PPKM darurat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .